Jumat 08 Apr 2016 23:01 WIB

PKB Heran Merasa Ditikam Politikus PDIP

Nihayatul Wafiroh
Foto: Ist
Nihayatul Wafiroh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Forum Pendamping Dana Desa (AFPDS) eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dikabarkan bakal melakukan aksi demonstrasi dalam waktu dekat ini. Mereka menuntut mengenai status perpanjangan mereka yang berakhir pada Maret 2016. 

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nihayatul Wafiroh mengatakan, ancaman demo itu tak lepas dari politisasi yang diduga digerakkan politikus PDIP Pramono Anung. Dugaan itu, menurut dia, sangatlah berdasar. Pasalnya, demontrasi pertama yang dilakukan eks PNPM Mandiri di depan Istana Negara beberapa waktu lalu, malah diterima Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

"Coba perhatikan, aksi ratusan orang itu diterima oleh Pramono saat Presiden Jokowi tak ada di Istana. Kedua, mereka lalu ke DPR saat reses. Dan yang nerima mereka juga politikus PDIP Diah Pitaloka dan Alex Lukman," ujar Nihayah kepada wartawan, Jumat (8/4).

Menurut anggota Komisi IX DPR tersebut, seharusnya politikus PDIP saling mendukung para menteri Kabinet Kerja agar bekerja maksimal. Bukan malah justru membuat politik gaduh, apalagi nampak menikam anggota kabinet.

Karena itu, ia tak segan menuding manuver politukus PDIP itu nampak seperti menggunting dalam lipatan. "Kami sungguh tak habis pikir. Mereka yang juga sama-sama anggota dari partai koalisi justru secara terang-terangan menikam teman sendiri," ucap Nihayah. 

Di kalangan internal PKB beredar kabar, manuver itu tentu saja arahnya adalah untuk mendongkel kursi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement