REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berdiri sejak 1973 dan telah memiliki tempat khusus dalam sejarah bangsa Indonesia tidak tergores dan terpecah.
Presiden Joko Widodo pada acara Pembukaan Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede, mengatakan PPP telah menjadi salah satu pilar persatuan bangsa, penegak kedaulatan rakyat, dan penyalur aspirasi rakyat untuk mencapai perikehidupan yang lebih sejahtera.
"Untuk itu, PPP tidak boleh tergores dan terpecah," katanya.
Presiden mengatakan yakin PPP cukup dewasa untuk melakukan konsolidasi internal. "Kalau ada gesekan sedikit-sedikit tidak apa, tapi harus segera diselesaikan. Saya yakin, PPP cukup matang untuk menyelesaikan setiap perselisihan dengan islah," katanya.
Lebih lanjut Presiden berpesan agar jangan menghabiskan energi untuk perdebatan yang tidak produktif dan jangan menghabiskan energi untuk konflik yang tidak perlu. "Saya berharap sudah tidak ada lagi yang datang ke Menteri Hukum dan HAM. Kalau ke istana memperkenalkan pengurus yang baru," kata Presiden.
Presiden juga menggarisbawahi bahwa persaingan dalam politik hanyalah satu kali dalam lima tahun, setelah itu bersama-sama lagi membangun bangsa. Di dalam pemilihan Presiden pun seperti itu, setelah bertarung kembali bersama lagi.
"Saya dengan Mas Prabowo juga baik. Saya ke rumah Mas Prabowo dan Mas Prabowo ke istana," ujar Presiden.
Presiden mengharapkan Partai Persatuan Pembangunan semakin mengukuhkan peran strategisnya demi melahirkan kemajuan Indonesia. "Pemerintah akan menghormati dan menyambut baik setiap sumbangsih yang diberikan oleh PPP," ujar Presiden.
Di awal sambutannya, Presiden menyebutkan dua alasan kehadirannya, yakni karena kehadiran KH Maimun Zubair dan alasan kedua adalah ditandatanganinya undangan oleh Ketua Umum PPP versi munas Bandung Suryadharma Ali dan Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy yang menandakan islah.