REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Bahasa dan Budaya Internasional, atau yang dikenal dengan "International Festival Language and Culture" (IFLC) dapat menjadi inspirasi dan memperkuat hubungan antar bangsa.
"Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 500 suku bangsa, dengan 700 bahasa daerah. Beragam tradisi, tarian, musik, dan sistem hidup bersatu dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika," kata Asisten Deputi Pengembangan SDM, Kementerian Pariwisata, Wisnu Tarunajaya pada pembukaan IFLC ke-14 di Jakarta, Sabtu.
Demikian pula, lanjut dia, kekayaan budaya dan bahasa dari seluruh bangsa di dunia merupakan dasar untuk menguatkan hubungan antar bangsa dan negara.
Sementara Presiden IFLC Indonesia, Prof. Dr. Didik J Rachbini menjelaskan, budaya merupakan media untuk mengekspresikan identitas suatu masyarakat dan bangsa.
"Saling menghormati dan menghargai nilai-nilai budaya bangsa di dunia akan memperkuat hubungan dan menciptkan peradaban manusia yang lebih baik pada masa kini dan mendatang," ujarnya.
IFLC merupakan rangkaian festival dan budaya yang pertama kali diselenggarakan pada 2003 di Turki. Festival internasional ini mempromosikan bahasa dan budaya dari berbagai bangsa sekaligus mendidik generasi muda untuk saling berbagi keragaman tersebut dalam menciptakan perdamaian, persaudaraan, dan saling pengertian.
Selama 13 tahun IFLC digelar di berbagai negara dan diramaikan oleh 145 negara dengan lebih dari 2000 pelajar sebagai peserta. Mereka menampilkan budaya unik dari masing-masing negara, seperti musik, tarian, dan aksi budaya lainnya.
IFLC 2016 diikuti setidaknya seratus pelajar dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Albania, Aljazair, Azerbaijan, Belarusia, Belgia, Filipina, India, Kyrgystan, Maladewa, Mesir, Serbia, Tajikistan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.