Ahad 10 Apr 2016 09:16 WIB

Warga Sipil Tuntut Penyelidikan Serangan AS di Afganistan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Patroli kendaraan tempur di Afganistan.
Foto: Reuters
Patroli kendaraan tempur di Afganistan.

REPUBLIKA.CO.ID,PAKTIKA -- Keluarga dan tetua kelompok etnis di Afganistan bagian tenggara meminta penyilidikan tewasnya 17 orang warga sipil karena serangan drone AS pekan ini, Sabtu (9/4). Mereka mengatakan serangan udara itu tidak menghantam anggota kelompok bersenjata, melainkan warga sipil.

"Kami meminta sebuah penyelidikan pembunuhan brutal pada orang-orang tak berdosa ini," kata wakil Dewan provinsi Paktika, Nimatullah Baburi pada Aljazirah.

Pada Kamis, pejabat militer AS mengatakan dua serangan udara di provinsi Paktika itu hanya menargetkan militan. Mereka tidak mencatat ada korban warga sipil dalam operasi dekat perbatasan Pakistan itu.

Pejabat Afganistan anonim mengonfirmasi pada Aljazirah, ada 17 orang tewas pada serangan hari Rabu. Serangan menyasar distrik Gomal. Namun mereka mengatakan para korban punya hubungan dengan Taliban.

Sementara, para pemimpin lokal dan kerabat bersikeras bahwa seluruh korban tewas adalah warga sipil. "Saya tahu mereka secara personal juga keluarga mereka. Mereka sama sekali tidak terafiliasi dengan Taliban," kata Baburi.

Ia menambahkan, para korban itu sebelumnya adalah buruh dengan gaji rendah. "Mereka melakukan pekerjaan bergaji sedikit untuk menghidupi keluarga. Mereka semua warga sipil," katanya.

Salah satu korban tewas adalah Bahadur Noorullah Khan. Ia bekerja di salah satu kantor distrik. Bahadur meninggalkan satu orang istri dan dua anak. "Siapa yang akan memberi makan mereka? Ia tidak pernah terlibat dengan militan. Kasus ini harus diinvestigasi," katanya.

Korban lain adalah Hussain. Temannya Mohammed Hassan mengatakan pada Aljazirah, Hussain baru saja menikah tahun lalu. "Orang-orang tak berdosa meninggal setiap hari di negara kami, tapi tidak ada yang menanyakan mereka," kata Hassan.

Sementara menurut Gubernur provinsi Paktika, Aminullah Shariq, semua korban dalam serangan terafiliasi dengan Taliban. Konklusi itu diperoleh dari komunikasi dengan AS. "Kami sudah berkomunikais dengan AS dan setelah semua penyelidikan, kami memutuskan bahwa korban tewas terkait dengan Taliban," kata dia.

Shariq menambahkan mereka akan terus mendukung operasi AS untuk mengalahkan militan. Juru bicara militer AS di Afganistan, Brigadir Jenderal Charles H Cleveland pada Kamis mengatakan tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa korban adalah warga sipil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement