Ahad 10 Apr 2016 14:55 WIB

Korban Kebakaran Kuil India Sulit Dikenali

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Didi Purwadi
 Sebuah kuil Hindu hancur akibat kebakaran yang disebabkan oleh ledakan petasan di kota Kolam di selatan India, Ahad (10/4).  (REUTERS/Sivaram V)
Sebuah kuil Hindu hancur akibat kebakaran yang disebabkan oleh ledakan petasan di kota Kolam di selatan India, Ahad (10/4). (REUTERS/Sivaram V)

REPUBLIKA.CO.ID, KERALA -- Ledakan dan kebakaran hebat yang terjadi di kuil Hindu di negara bagian Kerala, India menyebabkan sedikitnya 100 orang tewas. Jumlah perkiraan korban tewas terus meningkat.

Sebelumnya korban tewas diperkirakan 80 orang. Menurut Kepala kepolisian Kerala, TP Senkumar, sebagian besar korban tewas karena kebakaran sulit sekali dikenali. Sehingga pengenalan jasad akan dilakukan dengan uji DNA.

Tragedi itu disertai dengan runtuhnya kuil hingga menyebabkan lebih banyak korban. Dikutip BBC, imbas ledakan terasa hingga beberapa kilometer.

Media lokal menyebut ledakan dan kebakaran berasal dari kembang api yang digunakan untuk merayakan festival tahun baru. Kembang api meledak sekitar pukul 03.30 waktu setempat. Ribuan orang sedang berkumpul di kompleks kuil saat itu.

Siaran televisi menunjukan asap tebal membumbung ke angkasa bersamaan dengan kembang api yang melesat ke langit malam.

"Puing-puing beton besar berpencaran ke udara, ada yang mendarat di pekarangan kami," kata seorang penduduk lokal, Jayashree Harikshnan.

Pengunjung kuil yang terluka diperkirakan lebih dari 200 orang. Situasi di lokasi sangat kacau ketika orang-orang berusaha menyelamatkan diri. Tim darurat menggunakan bulldozer untuk membersihkan area dan mencari korban selamat.

Banyak korban luka berada dalam kondisi kritis. Mereka dirawat di fasilitas medis pemerintah di Thiruvananthapuram. Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan ungkapan bela sungkawa mendalam dan mengunjungi lokasi kejadian.

sumber : BBC
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement