REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menuai sukses di Malaysia dan Singapura, kini platform pendanaan Crowdo hadir di Indonesia. Kehadirannya diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi startup atau usaha kecil dan menengah (UKM) dalam memperoleh pendanaan dari sejumlah investor.
''UKM berperan penting dalam strategi pengembangan ekonomi Indonesia. UKM berkontribusi 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan mempekerjakan lebih dari 97 persen tenaga kerja di Indonesia,'' kata Co-Founder dan CEO Crowdo Leo Shimada dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (11/4).
Leo menjelaskan Crowdo ini nantinya memberikan layanan pinjaman peer to peer (P2P). Mekanisme semacam ini, kata dia, sesungguhnya telah berkembang pesat di Asia Tenggara. ''Melalui platform berbasis web ini startup maupun UKM dapat mengajukan pinjaman dengan mudah,'' ujarnya.
Lebih lanjut Leo mengatakan pinjaman P2P adalah cara termudah untuk menghubungkan UKM dengan sejumlah investor global melalui platform Crowdo. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak startup yang dinamis dan tumbuh sangat pesat.
''Dengan P2P, mereka (UKM atau startup) memiliki kesempatan yang besar untuk mendapatkan dana yang besar dari investor. Kami melibatkan investor global melalui platform ini.''
Melalui platform ini, Leo mengatakan, para pengelola UKM maupun startup di Indonesia bisa memperoleh modal hingga Rp 1 miliar. Sementara bagi investor bisa melakukan investasi dengan bunga yang cukup menjanjikan, 12 hingga 16 persen per tahun. Bagi yang ingin menjadi investor bisa berinvestasi mulai Rp 500 ribu.
''Supaya bisa memperoleh pinjaman, UKM atau startup cukup mendaftarkan diri dengan cara mengisi data pada form yang ada di situs Crowdo. Setelah itu, mereka tinggal menunggu pendanaan dari investor yang ingin menanamkan modalnya,'' paparnya.