REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Tentara Nasional Indonesia berkeinginan menjadi pusat pendidikan olahraga militer di kawasan Asia, karena dinilai memiliki peluang dan didukung sumber daya yang memadai.
"Kami ingin, bila disetujui pimpinan untuk menjadikan Indonesia atau TNI dengan kapasitasnya menjadi CSIM Asia Military Education and Research Development," kata Penasihat Komite Olahraga Militer Indonesia, Mayor Jenderal TNI, Endang Sodik dalam keterangannya usai pembukaan pertemuan organisasi sosial dan olahraga militer internasional (CISM) di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (11/4).
Menurut dia, salah satu yang menjadi alasan untuk Indonesia cocok menjadi pusat pendidikan, karena TNI memiliki pusat pelatihan pengembangan olahraga militer Indonesia (P3OMI). Sodik menuturkan, CISM dibagi berdasarkan regional dunia, yakni Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia.
Dia menjelaskan, hanya kawasan Asia dan Asia-Pasifik yang belum memiliki pusat pengembangan olahraga militer.
Dalam forum tahun ini, Indonesia akan berupaya menarik negara Asia lainnya untuk bergabung ke CISM, mengingat dari 45 negara di kawasan itu, baru sekitar 55 persen di antaranya menjadi anggota.
"Misinya adalah bagaimana Indonesia menjadi sentral untuk menarik negara lain di Asia menjadi anggota bahkan di kawasan Asia Pasifik," ucapnya.
Sementara itu, Presiden CISM Asia, Brigadir Jenderal Baran Cheshmeh Mehr Ali menyambut baik keinginan Indonesia tersebut, mengingat moto organisasi itu yang mengedepankan perdamaian dan persahabatan melalui olahraga.
"Tentu saja dalam pertemuan ini kami akan bahas hal itu dan kami nanti akan putuskan keinginan itu," ujarnya.
CSIM merupakan salah sayu organisasi militer dunia bidang sosial dan olahraga yang bermarkas di Brussel, Belgia.
Dalam pertemuan di Bali, sebanyak 51 perwira tinggi militer dari 21 negara di Asia hadir di antaranya Indonesia, Korea Utara, Korea Selatan, Kuwait, Palestina, Vietnam, Iran dan Suriah.