Selasa 12 Apr 2016 14:03 WIB

Terminal Teluk Lamong Siapkan Angkutan Logistik Berbasis Kereta Api

Penandatanganan MoU angkutan peti kemas berbasis kereta api.
Foto: Dokumen
Penandatanganan MoU angkutan peti kemas berbasis kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  -- Angkutan peti kemas di Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, bakal dikembangkan dengan berbasis moda kereta api. Langkah tersebut diharapkan dapat mendorong percepatan arus logistik di Indonesia.

Rencana itu tertuang melalui penandatanganan nota kesepahamanan (MoU) antara Terminal Teluk Lamong (anak usaha PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dengan PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, di Surabaya, akhir pekan lalu. PT KBS mengelola Pelabuhan Cigading, Banten, dengan layanan curah (bulk) dan curah kering (dry bulk).

Kerja sama ditandatangani oleh Direktur Utama TTL Prasetyadi dan Direktur Utama PT KBS, Tonno Sapoetro. “Ini merupakan wujud dari sinergi BUMN untuk negeri, agar cost logistic menjadi lebih efisien,“ ujar Prasetyadi, dalam siaran persnya, Selasa (12/4).

Ia menambahkan kerja sama tidak hanya untuk jangka pendek dan bermanfaat secara bisnis di antara keduanya. Tetapi lebih pada tujuan besar yakni untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. “Kita bersepaham untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik, melalui perbaikan tata kelola logistik,“ katanya.

Menurutnya, inovasi yang dilakukan Pelindo III, melalui anak usahanya Terminal Teluk Lamong, guna mengurangi biaya logistik nasional, akan berdampak positif untuk mendongkrak perekonomian bangsa. Kecepatan waktu tempuh merupakan salah satu keuntungan menggunakan jalur kereta api.

Apabila menggunakan truk dari Jakarta ke Surabaya, ia memperkirakan, waktu yang dibutuhkan mencapai 48 jam per boks peti kemas. Jika menggunakan kereta api, hanya membutuhkan waktu kurang dari 18 jam serta dapat menampung hingga 60 boks peti kemas dalam satu rangkaian untuk sekali jalan.

Layanan angkutan kereta api yang akan dibuka oleh TTL ditujukan pada jalur double track dengan potensi perjalanan 15 trip per hari dan berkapasitas peti kemas lebih dari 500 TEUs (twenty foot equivalent units).  

“Adanya layanan angkutan logistik berbasis kereta api di Terminal Teluk Lamong diharapkan mampu meningkatkan kecepatan serta ketepatan pelayanan di terminal semi otomatis yang dikelola Pelindo III,” ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement