Selasa 12 Apr 2016 15:23 WIB

Ini Alasan Istri Siyono Tolak Uang dari Densus 88

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
 Uang pemberian Densus 88 untuk isteri almarhum Siyono, Suratmi ditunjukkan saat konferensi pers hasil autopsi dari tim forensik Muhammadiyah terhadap jenazah Siyono di kantor Komnas HAM RI, Jakarta, Senin (11/4).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Uang pemberian Densus 88 untuk isteri almarhum Siyono, Suratmi ditunjukkan saat konferensi pers hasil autopsi dari tim forensik Muhammadiyah terhadap jenazah Siyono di kantor Komnas HAM RI, Jakarta, Senin (11/4).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas mengatakan pihaknya bersama Komnas HAM melakukan advokasi terhadap kasus kematian Siyono, karena merasa ada kejanggalan dalam kasus tersebut. Selain itu, Muhammadiyah juga kerap membantu masyarakat dalam mencari keadilan, bukan hanya dalam kasus Siyono saja.

"Banyak warga yang menderita akibat diperlakukan tak adil lapor ke kami," katanya di DPR, Selasa (12/4).

Busyro menjelaskan, awal bantuan hukum terhadap keluarga Siyono bermula ketika Suratmi, istri korban datang ke Muhammadiyah dengan membawa uang yang diberikan oleh seorang Polwan di salah satu hotel pascakematian suaminya.

"Suratmi, istri Siyono waktu itu datang ke Muhammadiyah dengan membawa dia gepok uang yang diserahkan oleh polwan di salah satu hotel. Namun uang itu ditolak Suratmi karean hatinya  merasara terganggu," jelasnya.

Namun Suratmi tak mau menerima uang tersebut. Bahkan Bungkusan uang itu tak pernah dibukanya. Suratmi hanya ingin kasus suaminya dibuka. Makanya dia menolak uang tersebut

"Kemarin saya perlihatkan uang dari Densus 88 itu ke wartawan. Kami buka di depan publik supaya pada tahu," ujarnya.

Seperti diketahui, Suratmi mendapatkan uang yang diberikan oleh lima orang Polwan setelah Siyono meninggal usai ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror. Jumlah uang tersebut diketahui sebesar Rp100 juta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement