REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono menyatakan kompetisi resmi Liga Super Indonesia (ISL) sulit bisa berjalan pada tahun ini. Bahkan untuk mengganti nama dari ISC menjadi ISL pun diakuinya sangat sulit untuk dilakukan.
Ia mengatakan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) belum tentu merestui jalanya ISL. Selain urusan Kemenpora, juga berkaitan dengan sponsor Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.
Sebelumnya, induk organisasi sepak bola Indonesia, PSSI mendesak kepada PT Liga Indonesia untuk segera menggelar kompetisi resmi ISL pada pertengahan April ini. Hal itu dilakukan oleh PSSI setelah kasasi Menpora terkait Surat Keputusan (SK) pembekuan ISL ditolak oleh Mahkamah Agung (MA) beberapa waktu lalu.
Kemudian dikuatkan dengan akan datang izin gelaran ISL, usai SK pembekuan PSSI secara otomatis tidak berlaku lagi.
"Sulit kalau digelar tahun ini. Ini bukan cuma sekedar ganti nama saja, tapi dalamnya sistemnya yang berbeda. Begini, saat partner muncul dengan membawa brandnya itu pasti ada rentetannya seperti materi promosi, iklan dan juga kontrak," jelas pria yang akrab disapa Jokdri.
Maka dengan demikian, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) sebagai operator ISC memastikan ISC bergulir sesuai rencana.
ISC digulirkan untuk menggantikan ISL yang saat itu tidak mungkin berjalan karena pemerintah dalam hal ini Kemenpora tak merestuinya. Rencananya, ISC akan memulai kick off-nya pada tanggla 29 April mendatang dan diikuti oleh 18 klub ISL.