Selasa 12 Apr 2016 16:31 WIB

Konsumsi Ayam Kampung Lokal Digenjot

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Pekerja mengambil telur ayam di sebuah peternakan di Kampung Yudanegara, Ciamis, Jawa Barat, Rabu (30/3).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pekerja mengambil telur ayam di sebuah peternakan di Kampung Yudanegara, Ciamis, Jawa Barat, Rabu (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menggenjot konsumsi daging unggas lokal bermutu tinggi di masyarakat. Salah satu caranya yakni menyediakan ayam-ayam kampung dari bibit unggul hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Peternakan Badan Litbang Kementan.

"Ini hasil penelitian kami sejak 1997-1998, saat ini menghasilkan produk bernama Ayam Kampung Unggul Balitbangtan atau disingkat Ayam KUB," kata Kepala Puslitbang Peternakan Kementan Bess Tiesnamurti dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (12/4).

Bess menerangkan, Ayam KUB merupakan salah satu galur baru ayam kampung hasil penelitian pemuliaan para breeder bekerja sama dengan pemerintah. Mereka bekerja sama selama hampir lebih dari sembilan tahun.

Penelitian ayam kampung unggul telah diinisiasi Balitbang Kementan melalui Balai Penelitian Ternak Ciawi. Penelitian pemuliaan atau breeding ayam kampung diawali dengan mendatangkan indukan ayam kampung dari beberapa daerah di Jawa Barat yakni dari Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, dan Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

Karakteristik sifat-sifat produktivitas merupakan langkah awal dalam menentukan kriteria seleksi yang tepat untuk pelaksanaan program seleksi dan perbaikan mutu ayam kampung berkelanjutan.

"Ayam KUB diharapkan mampu menggenjot produktivitas ayam kampung di tingkat peternak lokal," kata Bess. Hal itu diharapkan mampu memenuhi permintaan daging ayam dan telur di tingkat konsumen secara maksimal.

Saat ini populasi ayam lokal 258,02 juta ekor pada 2015. Pemerintah menargetkan konsumsi ayam lokal yang saat ini hanya 16 persen atau 314 ribu ton di 2015 dapat meningkat menjadi 25 persen pada 2016.  

Data Balitbangtan menyebut, secara keseluruhan konsumsi daging segar untuk ayam lokal yakni 0,521 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sedangkan, unggas lainnya 0,052 kg per kapita per tahun, daging Sapi 0,261 kg per kapita per tahun, daging babi 0,156 kg per kapita per tahun dan ayam ras yang merajai konsumsi yakni 3,963 kg per kapita per tahun.

Secara keseluruhan, total produksi daging nasional sebanyak 3,06 juta ton pada 2015.ia disumbang dari produksi daging ayam ras sebanyak 1,7 ton, daging sapi 523 ribu ton, daging unggas lokal 314 ribu ton, daging babi 319 ribu ton, daging kambing dan domba 106 ribu ton, daging kerbau 31 ribu ton, dan daging lainnya 47 ribu ton.

"Target konsumsi daging unggas per kapita kita mencapai 15 kg per tahun pada 2017, jika 10 persen dikontribusi dari unggas lokal, butuh pasokam sekitar 550 juta ekor per tahun," tuturnya. Makanya, keberadaan Ayam KUB akan sangat membantu mencapai target tersebut sembari memajukan peternakan unggas lokal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement