REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidak hanya santriwan yang turut berlaga dalam ajang Lomba (Musabaqah) Membaca Kitab Kuning, Ihya’ Ulumiddin, karangan Imam Abu Hamid al-Ghazali, tetapi juga santriwati.
Menurut Ketua Umum DKN Garda Bangsa Cucun A Syamsurijal, pemenang peringat I dan II di masing-masing zona, baik kategori santriwan santriwati akan kembali pada babak final dan grand final pada 12-13 April 2016 di Graha Gus Dur, DPP PKB, Jalan Raden Saleh Nomor 9, Jakarta Pusat.
Selain keikutsertaan santriwati, para juri perempuan, ungkap Cucun, juga akan ikut serta dalam penjurian ajang bergengsi yang dihelat oleh Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Mereka di antaranya yang direkomendasikan, Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta Prof Huzaimah T Yonggo, Dr Badriyah Fayumi, Lc, MA dan Dr Hj Faizah Sibromalisi.
Menurut Cucun, panitia juga menggandeng Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU untuk menentukan siapa saja yang pantas menjadi dewan juri babak final dan grand final MKK Nasional.”Dewan juri kehormatan, PBNU akan mengutus kiai sepuh,” katanya di Jakarta, Selasa (12/4).
Ketua LBM PBNU, KH Najib Hasan berpesan, para santri yang punya minat menelaah kitab klasik berbasa Arab, agar memperdalam penguasaan ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu balaghah, ilmu mantiq, dan ilmu lainnya.
Modal itu penting untuk menunjang penyelaman makna dan upaya memahami kedalaman pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kitab. ”Dengan demikian khazanah klasik kita akan tetap terjaga,” kataya.