Selasa 12 Apr 2016 17:05 WIB

Soal Tiga Pasien RS Tewas, BPOM Tunggu Hasil Penyelidikan Resmi

Rep: c36/ Red: Taufik Rachman
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Roy A. Sparingga
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Roy A. Sparingga

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Roy Sparringa mengatakan pihaknya telah melakukan serangkaian penanganan pasca meninggalnya tiga pasien RS Mitra Husada, Lampung, pekan lalu. Meski demikian pihak BPOM tetap menanti pengumuman dari pihak yang secara resmi melakukan penelusuran.

"Setelah mendengar kabar tersebut, dalam waktu 1 x 24 jam kami langsung turun ke lokasi. BPOM Lampung juga turun. Kami menelusur bagaimana pengelolaan RS, pengadaan obat dan sebagainya," jelas Roy kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/3).

Menurut dia, pihak BPOM tidak pernah mendapat laporan dari RS Mitra Husada terkait kejadian itu. Informasi mengenai kematian ketiga pasien diterima dari media sosial.

Selain menelusur pengelolaan, BPOM pusat juga menguji sampel darah ketiga pasien. "Berdasarkan uji sampel darah, hasilnya benar-benar seperti itu. Tetapi perlu ada uji konfirmasi dari pusat. Nanti tim resmi akan berikan keterangan hasilnya," tutur Roy.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Lampung memastikan kematian tiga pasien di Rumah Sakit Mitra Husada Kabupaten Pringsewu, Lampung disebabkan penggunaan Bupivacaine Spinal yang diberikan saat pembiusan sebelum proses operasi, pekan lalu.

Ditemui secara terpisah, Kepala Satuan Tugas BPOM Badar Johan, mengatakan Bupivacaine Spinal merupakan obat generik yang sudah lama dipakai di Indonesia. Menurut catatan BPOM, obat tersebut telah dipakai sekitar 10 tahun.

"Obat tersebut bukan barang asing. Digunakan hampir di seluruh rumah sakit di Indonesia," ujar Badar kepada Republika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement