REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar tidak membantah soal usulan calon ketua umum harus setor sejumlah uang. Namun, usulan tersebut masih sebatas diskusi di internal panitia, belum disepakati oleh rapat pleno DPP Partai Golkar.
“Tapi itu belum jadi keputusan, hanya diskusi penyelenggara, ujar Ketua Organizing Commintte (OC) Munaslub Partai Golkar, Zainuddin Amali di kompleks parlemen Senayan, Selasa (12/4).
Zainuddin mengatakan wacana uang setoran memang muncul menjadi wacana dalam rapat penyelenggara. Wacana uang setoran tersebut untuk menghindari dari terjadinya politik uang. Uang tersebut akan diberikan pada peserta yang berpartisipasi di gelaran munaslub. Jadi, peserta tidak akan mengetahui uang akomodasi yang mereka dapatkan berasal dari siapa. Seluruhnya sudah terkumpul dan didistribusikan oleh panitia.
Dengan hal tersebut, tidak ada lagi caketum yang akan memberikan uang pada peserta munaslub. Menurut Zainuddin, munculnya jumlah nominal Rp 20 miliar hanya sebatas usulan panitia penyelenggara. Ada beberapa opsi besaran yang diusulkan, yaitu Rp 5 miliar, Rp 1 miliar atau 2 miliar.
Namun, usulan setoran dari caketum ini masih sebatas opsi yang akan ditempuh. Kalau masih ada cara lain, panitia penyelenggara terbuka untuk mendengar usulan. Yang pasti, saat ini panitia penyelenggara masih menghitung besaran biaya yang dibutuhkan untuk menggelar munaslub.