REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Terminal Teluk Lamong sebagai salah satu terminal peti kemas di bawah naungan Pelindo III segera mengembangkan angkutan berbasis kereta api, untuk memudahkan dan mendorong percepatan arus logistik di wilayah itu.
Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto di Surabaya, Selasa, mengatakan pengembangan moda pengangkutan peti kemas menggunakan kereta api itu dilakukan dalam dua tahap, yakni untuk jarak pendek serta jarak jauh.
Untuk jarak pendek, kata Edi, pengangkutan dilakukan dari Terminal Teluk Lamong menuju lapangan penampung peti kemas yang lokasinya di dekat rel wilayah Tambak Oso Wilangon Surabaya.
"Realisasinya untuk jarak pendek kalau bisa dilakukan segera, karena fasilitas pendukungnya sudah ada di lapangan. Bahkan, kalau bisa sebelum akhir 2016 bisa diterapkan, sehingga akan mempercepat proses arus logistik di wilayah itu," katanya.
Sedangkan untuk jarak jauh, Edi mengaku Pelindo III harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Dirjen Perkeretaapian, karena pengangkutan dilakukan dari Teminal Teluk Lamong langsung menuju jarak jauh seperti Jakarta.
Sebelumnya, konsep pengembangan angkutan peti kemas dari pelabuhan yang berbasis moda kereta api itu juga tertuang dalam penandatanganan nota kesepahamanan (MoU) antara Terminal Teluk Lamong dengan PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), yang merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Surabaya, Jumat (8/4).
Direktur Utama Terminal Teluk Lamong Prasetyadi mengatakan proses pendistribusian barang melalui pelabuhan dengan koneksi jalur kereta api diharapkan dapat mendorong percepatan arus logistik di Indonesia, serta mampu mengurangi volume kepadatan di jalan raya.
"Pengembangan yang dilakukan Pelindo III melalui anak usahanya Terminal Teluk Lamong bertujuan untuk mengurangi biaya logistik nasional, yang akan berdampak positif untuk mendongkrak perekonomian bangsa," ucapnya.
Ia menjelaskan, dengan menggunakan moda kereta api kecepatan waktu tempuh merupakan salah satu keuntungannya, sebab apabila menggunakan truk dari Jakarta ke Surabaya waktu yang dibutuhkan mencapai 48 jam per boks peti kemas.
"Jika menggunakan kereta api hanya membutuhkan waktu kurang dari 18 jam serta dapat menampung hingga 60 boks peti kemas dalam satu rangkaian untuk sekali jalan," katanya.
Ia menjelaskan layanan angkutan kereta api yang akan dibuka di Terminal Teluk Lamong akan digabungkan di jalur ganda atau "double track" dengan potensi perjalanan 15 trip per hari dan kapasitas peti kemas lebih dari 500 TEUs (twenty foot equivalent units).
"Adanya layanan angkutan logistik berbasis kereta api di Terminal Teluk Lamong tersebut meningkatkan kecepatan serta ketepatan pelayanan di terminal semi otomatis yang dikelola Pelindo III," ucapnya.