Pengerajin berbahan dasar kulit ular tengah memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4). (Republika/ Tahta Aidilla ) (FOTO : Republika/ Tahta Aidilla)
Pengerajin berbahan dasar kulit ular tengah memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4). (Republika/ Tahta Aidilla ) (FOTO : Republika/ Tahta Aidilla)
Pengerajin berbahan dasar kulit ular tengah memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4). (FOTO : Republika/ Tahta Aidilla)
Pengerajin berbahan dasar kulit ular tengah memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4). (Republika/ Tahta Aidilla ) (FOTO : Republika/ Tahta Aidilla)
Pengerajin berbahan dasar kulit ular tengah memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4). (Republika/ Tahta Aidilla ) (FOTO : Republika/ Tahta Aidilla)
Pengerajin berbahan dasar kulit ular tengah memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4). (Republika/ Tahta Aidilla ) (FOTO : Republika/ Tahta Aidilla)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, CIBITUNG -- Perajin berbahan dasar kulit ular memproduksi tas di bengkel kerja di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (12/4).
Produk tersebut diekspor ke beberapa negara, yakni Singapura, Korea, dan Rusia, dalam sebulan dapat memproduksi 200 buah dengan harga jual Rp 50 ribu-Rp 8 juta. Foto: Tahta Aidilla/Republika.
Advertisement