REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional Al Bilad HM Slamet Riyanto mengatakan travel miliknya melayani perjalanan umrah plus wisata religi seperti Turki, Kairo, Istanbul, Eropa dan Palestina.
Menurut Slamet Riyanto, pengajuan visa untuk umrah plus Palestina tidaklah sulit karena hanya berkunjung untuk berwisata bukan untuk hal lain. "Sebelum berangkat, biasanya visa telah tersedia dua pekan sebelum berangkat,"ujar dia.
Selain itu passport selalu dibawa oleh pihak travel untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan seperti hilangnya turis saat berwisata.
Biasanya dia mendapatkan pesanan untuk Umrah plus Aqsa sebanyak satu bus. "Kami biasanya melakukan umrah terlebih dahulu baru kemudian mengunjungi Aqsa," jelas dia kepada Republika, Rabu (13/4).
Pihaknya saat ini telah merencanakan program khusus wisata religi tanpa umrah. Perencanaan ini dilakukan dengan coaching klinik selama 15 hari di sembilan negara.
Menurut dia, kendala utama wisata religi di negara non muslim adalah masalah makanan halal seperti di Eropa. Berbeda dengan Palestina, yang seluruh makanannya halal.