REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto menyatakan pelabuhan tikus atau yang tidak resmi merupakan jalur utama penyelundupan narkotika di Indonesia.
"Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan dikelilingi lautan membuat banyak akses bagi penyelundup narkotika terutama melalui pelabuhan tikus untuk memasukkan barang haram tersebut," kata Moechgiyarto selepas konferensi pers perkembangan operasi Bersinar 2016 di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/4).
Akibat banyaknya akses tersebut, Moechgiyarto mengatakan perlunya kerja sama semua pihak untuk mengawasi jalur-jalur tikus tersebut sehingga bisa dilakukan penangkapan. "Yang terpenting kita bisa menangkap agar barang haram tersebut tidak disalahgunakan bagi generasi penerus bangsa," ujar dia.
Dia juga tidak menutup kemungkinan dengan banyaknya akses masuk melalui pelabuhan tikus tersebut. Hal itu menyebabkan banyaknya penyeludupan narkotika ke Indonesia yang tidak diketahui pihak berwenang di perbatasan.
"Dengan keadaan demikian pasti banyak masuk dari sana, perlu diingat, pelabuhan resmi saja kebobolan apalagi pelabuhan tikus," katanya.
Karena itu, kata dia, kerja sama dengan Bea Cukai, Interpol dan informan yang diberdayakan terus dan ditingkatkab agar mampu mengungkap peredaran narkotika. "Nanti kita antisipasi pintu 'tikus' itu dengan personel yang ada dan kita gunakan sistem IT juga supaya lebih fokus dan tepat," ujarnya.
Baca: Ada Bendera Indonesia di Mobil Pembalap Formula 4 Australia