REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, berencana untuk memindahkan lokasi untuk program bebas kendaraan atau car free day (CFD) di Jl Jalak Harupat, ke lokasi yang memungkinkan untuk kegiatan tersebut dilakukan kembali setelah terdampak sistem satu arah.
"Dalam beberapa hari ini masih kita kaji beberapa ruas jalan yang digunakan untuk CFD dan segera kita putuskan," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Bogor, Kamis (14/4).
Ia mengatakan sudah ada dua lokasi yang ditunjuk sebagai lokasi baru CFD yakni Jl Sudirman dan Jl Salak yang masih berada di kawasan Kecamatan Bogor Tengah atau pusat kota. "CFD harus tetap ada, minggu ini kita harapkan sudah disimulasikan," katanya.
Sejak uji coba sistem satu arah seputar kebun raya mulai 1-4 April 2016, aktivitas CFD pada Ahad tanggal 3 April ditiadakan, karena mempertimbangkan arus lalu lintas yang baru menerapkan sistem satu arah.
Setelah uji coba tahap pertama, Pemkot Bogor kembali memperpanjang masa uji coba sistem satu arah selama dua minggu mulai dari 4 -18 April mendatang, dengan pertimbangan arus lalu lintas Bogor yang sesungguhnya dimulai saat anak-anak sekolah kembali beraktivitas.
Langkah untuk memperpanjang masa uji coba satu arah untuk melihat hasil evaluasi dengan batas waktu uang lebih lama. Selama masa uji coba tahap kedua dilaksanakan beberapa perbaikan dan kelengkapan infrastruktur penunjang yang telah direkomendasikan berdasarkan hasil evaluasi tahap awal.
Uji coba tahap kedua ini juga meniadakan kegiatan satu hari tanpa kendaraan CFD pada 10 April. Meski begitu, warga tetap mendatangi lokasi CFD walaupun mereka tidak lagi bisa beraktivitas seperti biasa berlarian, bersepeda, atau berjalan-jalan santai di ruas Jl Jalak Harupat.
Kebanyakan warga menjadikan mendatangi CFD selain untuk bersantai menghirup udara pagi bersama keluarga dan berolahraga kecil, berbelanja menjadi target utama warga yang datang ke lokasi itu.
"Berbelanja ke CFD itu murah-murah, uang Rp 100 ribu bisa dapat tiga model pakaian, coba dibawa ke mal, satu aja tidak dapat," kata Tyas, warga Kelurahan Menteng.
Sistem satu arah, merupakan salah satu program Pemerintah Kota Bogor dalam menata transportasi di kota hujan tersebut. Selama ini kondisi lalu lintas terpusat di pusat kota, 13 trayek memutar di seputaran kebun raya dan istana, demikian pula kendaraan-kendaraan umum bergerak pada satu pusaran.
Melalui satu arah, Pemkot Bogor berupaya mengurangi beban pusat kota dan menghidupkan wilayah pinggiran melalui penyebaran arus yang lebih tertata. Setelah program ini, akan disusul program rerouting 13 trayek angkot yang terdampak SSA, menggesernya agar bisa melayani rute baru di wilayah pinggiran kota.