REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melepaskan 200 ekor anak penyu, empat ekor penyu sisik dewasa dan tiga ekor elang bondol di Pulau Karya, Daerah Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Kamis (14/4).
Saat melepas anak penyu, Jokowi mula-mula mengeluarkan hewan air tersebut dari sebuah baskom besar. Kemudian, Presiden menyiram anak-anak penyu dengan air sampai mereka bergerak masuk ke dalam laut.
Pelepasan satwa liar yang dilindungi tersebut dilakukan Presiden di sela-sela rangkaian kegiatan 'Pencanangan Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar.' Dalam kesempatan itu, Jokowi secara simbolis juga melakukan transpalansi terumbu karang dan menanam bakau di pesisir Pulau Karya.
Dalam sambutannya, Presiden menyebut bahwa Indonesia, dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya, bertanggung jawab atas kelestarian alam dunia. Masa depan alam dunia, kata dia, bergantung pada kelestarian alam Indonesia.
"Gerakan ini adalah jawaban Indonesia atas permintaan warga dunia agar kita menjaga paru-paru dunia," ucap Presiden.
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya memaparkan, 'Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar' digulirkan untuk memeringati Hari Hutan Internasional yang jatuh pada 21 Maret. Selain di Jakarta, kata Siti, kegiatan pelepasan satwa liar juga dilakukan di sejumlah daerah lain di Indonesia.
Satwa liar lain yang dilepaskan ke habitatnya antara lain dua ekor beruang, nuri kepala hitam, musang, biawak, kura-kura dan burung berbagai jenis yang jumlahnya lebih dari 1.000 ekor.