REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina membantah klaim kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menyatakan para militan menewaskan hampir 100 tentara Filipina.
Pemerintah menyatakan itu murni 'propaganda' dan tak ada bukti langsung yang menghubungkan kelompok militan itu dengan pemberontak di selatan.
Fiipina telah melaporkan ada 46 orang yang tewas dalam pertempuran pekan ini antara tentara dan pemberontak Abu Sayyaf di pulau Basilan. Pada Kamis (14/4), pertempuran masih berkobar memasuki hari keenam.
Intelijen SITE yang berbasis di Amerika Serikat telah melacak aktivitas dalam jaringan kelompok cabang ISIS. Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan hampir 100 tentara Filipina. Mereka juga mengaku telah meledakkan tujuh truk yang mengangkut tentara-tentara itu.
Juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan klaim ISIS merupakan propaganda. Pernyataan ISIS menurutnya tidak konsisten.
"Kami hanya kehilangan 18 tentara tapi kami membunuh 28 anggota Abu Sayyaf sejak pertempuran dimulai pada Sabtu (9/4). Pasukan kami terus mengejar mereka dan kami tak akan berhenti sampai kami meraih kemenangan," kata Padilla.
Kelompok Abu Sayyaf dikenal akan aksi pemerasan, penculikan, pemenggalan dan pengebomannya. Mereka telah menyatakan berjanji setia kepada ISIS di Irak dan Suriah.
Tapi Padilla mengatakan masih belum ada bukti ISIS berhubungan dengan Abu Sayyaf. Menurutnya sejauh ini tak ada bukti yang menunjukkan keterkaitan. "Tak ada hubungan langsung sejauh yang kami tahu dan berdasarkan penilaian kami," ujarnya.
Baca juga, ISIS Berbahasa Melayu Ancam Malaysia.