Kamis 14 Apr 2016 14:04 WIB

Suap Raperda Reklamasi, KPK Kembali Panggil Heru Budi

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab pertanyaan wartawan seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab pertanyaan wartawan seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mengembangkan kasus dugaan suap terkait pembahasan Raperda reklamasi teluk Jakarta. Para saksi pun dipanggil oleh penyidik.

Kali ini, penyidik KPK memanggil Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Heru pun memenuhi panggilan KPK. Heru mengaku kedatangannya kali ini membawa dokumen berupa jadwal pembahasan Raperda.

"Kasih data, jadwal saja soal pembahasan Raperda," kata Hartono di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (14/4).

Selain Hartono, penyidik KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Subandono Diposaptono dan karyawan PT Agung Podomoro Land Berlian Kurniawati.

KPK juga memeriksa Direktur Keuangan PT Agung Podomoro Land Cesar M Dela Cruz, serta Direktur Legal PT Agung Podomoro Land, Miarni Ang.

Tak hanya itu, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Utama PT Agung Sedayu Group, Richard Halim Kusuma.

Namun, Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha mengatakan pemeriksaan terhadap Richard dibatalkan untuk hari ini.

"Penyidik membatalkan pemanggilan kepada Richard Halim Kusuma dan akan memanggil yang bersangkutan pada pekan depan," ujar Priharsa.

Sebelumnya, dalam kasus tersebut, KPK telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Mereka adalah Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Personal Assistant PT APL Trinanda Prihantoro, dan Presiden Direktur PT APL Ariesman Widjaja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement