Kamis 14 Apr 2016 14:23 WIB

DPR Harap Filipina Izinkan Indonesia Bantu Bebaskan Sandera

Red: Esthi Maharani
Hamsiar, bibi dari Renaldi alias Aldi (25) salah satu awak Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf di Filipina diwawancarai di rumahnya di Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (8/4).
Foto: Antara/Darwin Fatir
Hamsiar, bibi dari Renaldi alias Aldi (25) salah satu awak Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf di Filipina diwawancarai di rumahnya di Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Sufmi Dasco Ahmad berharap pemerintah Filipina mengizinkan pasukan Indonesia membantu dalam usaha pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Kami berharap dalam waktu dekat ada perubahan sikap yang signifikan dari pemeritah Filipina, karena waktu terus berjalan dan ancaman keselamatan bagi sandera kian hari kian besar," katanya, Kamis (14/4).

Dia menilai, kasus penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina tidak boleh dianggap sepele, karena jika dibiarkan akan menjadi preseden yang amat buruk bagi keamanan kawasan Asia Tenggara. Menurut dia, Indonesia-Filipina sebagai negara sahabat adalah wajar jika kedua negara saling membantu, Filipina membantu menyelamatkan sandera WNI dan Indonesia membantu menghadapi pemberontak Abu Sayyaf.

"Masalahnya adalah saat ini Pemerintah Filipina belum mengizinkan Indonesia mengirimkan pasukan untuk membantu pelepasan sandera," ujarnya.