REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak peduli dengan warga Pasar Ikan yang permukimannya telah digusur sehingga tinggal di perahu. Ahok mengaku akan membiarkan para "manusia perahu" itu.
Ahok itu mengatakan, para nelayan sebenarnya bisa menjala ikan di wilayah lain. Sehingga, baginya, pembiaran terhadap manusia perahu adalah hal yang mutlak.
"Kita biarin aja tahan sampai kapan. Sekarang logika gini, dia bilang manusia perahu karena mau ikut urusan kerja di sana. Saya mau tanya, Rusun Marunda, Kanal Banjir Timur, dan segala macam, ada nelayan, enggak, di Cilincing, Cakung? Ada kan?" katanya, di Balai Kota, Kamis (14/4).
Ia menyebut, jika pindah ke Rumah Susun (Rusun) Marunda, para nelayan bisa melanjutkan profesinya. Belum lagi, anak-anak mereka dijanjikan disekolahkan dan mendapat bus pengantar secara gratis. Namun, ia menduga tindakan manusia perahu ada dasar politisnya.
"Ini kan politik namanya, sengaja tinggal di perahu. Tungguin aja," ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah warga bekas gusuran Pasar Ikan yang enggan menempati rusun memilih tinggal di atas perahu. Semua aktivitas sehari-hari mereka kini dilakukan di atas perahu. Belum ada tindak lanjut pemprov atas kejadian itu.