REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah (2005-2015) Din Syamsuddin meminta masyarakat dan pemerintah memahami langkah yang diambil PP Muhammadiyah dalam mendampingi keluarga terduga teroris, Siyono.
"Sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, saya meminta masyarakat dan pemerintah memahami langkah Muhammadiyah dalam melakukan advokasi dengan keluarga Siyono," katanya setelah meresmikan Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Kamis (14/4).
Ia mengatakan keluarga Siyono meminta pendampingan kepada Muhammadiyah untuk melaporkan kematian Siyono ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) karena sebelum meninggal Siyono terlebih dahulu ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
"Langkah Muhammadiyah merupakan sesuatu yang wajar dan harus diambil. Keluarga Siyono menanyakan penyebab kematian Siyono karena adanya perbedaan versi dari hasil visum Polri dengan tim independen PP Muhammadiyah," ujarnya.
Menurut hasil visum Polri, Siyono tewas setelah terkena benda tumpul di kepalanya akibat melakukan perlawanan, namun tim forensik independen dari PP Muhammadiyah menyimpulkan Siyono tewas karena patah tulang di bagian dada yang mengarah ke jaringan jantung.
"Sejak awal Muhammadiyah selalu mengecam terorisme karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai agama, namun perang melawan terorisme tidak bisa dilakukan dengan cara kekerasan, agar tidak menyuburkan radikalisme yang menjadi bibit terorisme itu sendiri," ujarnya.
Baca: Greenpeace Tuding Illegal Fishing Taiwan Meluas, Krunya dari Indonesia