Jumat 15 Apr 2016 05:30 WIB

Sejarah Hari Ini: Mantan Diktator yang 'Bunuh' 1,7 Juta Warga Kamboja Tutup Usia

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Polpot
Foto: YouTube
Polpot

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 15 April 1998, mantan diktator Kamboja, Pol Pot yang ikut bertanggungjawab atas kematian jutaan rakyatnya meninggal dunia. Wartawan menyaksikan jasad Pol Pot di sebuah desa di Kamboja barat. Dia meninggal dunia akibat serangan jantung.

Selain itu, gambar mayat Pol Pot di tempat tidur di sebuah gubuk hutan juga telah disiarkan di televisi. Pol Pot tidak pernah mengungkapkan usianya, tetapi diyakini saat wafat ia berusia 70-an tahun. Pol Pot dan Khmer Merah yang ia pimpin berada di balik penyiksaan dan pembunuhan tragis sekitar 1,7 juta warga Kamboja selama akhir 1970-an.

Warga dibantai di kamp-kamp konsentrasi yang dikenal 'ladang pembunuhan'. Pada 1997, Pol Pot digulingkan sebagai pemimpin Khmer Merah. Kemudian pengadilan khusus Khmer Merah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Berita kematian Pol Pot hanya beberapa jam setelah para pejabat Khmer Merah mengatakan, mereka siap untuk menyerahkan dia untuk mengakhiri pertempuran dengan pasukan pemerintah Kamboja.

Namun, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger yang menjabat saat gerakan itu berkuasa di Kamboja, berpikir Khmer Merah mungkin membunuh Pol Pot.

Pol Pot menjadi pemimpin Partai Komunis Kamboja pada 1962 setelah beralih mengikuti Marxisme. Dia dan anggotanya berkuasa pada 1975 setelah perang terhadap pemerintah Kamboja yang didukung AS.

Diktator ini segera mengatur mewujudkan visinya menghapus kepemilikan pribadi dan agama. Pasukannya memaksa penduduk untuk meninggalkan kota ke pedesaan untuk kerja rodi membangun infrastruktur secara bersama-sama yang mengakibatkan ribuan orang meninggal karena penyakit dan kelaparan.

Kemudian siapa saja yang dicurigai menjadi kelompok intelektual adalah musuh negara. Sehingga, ratusan ribu kelas menengah yang berpendidikan disiksa dan dieksekusi mati.

sumber : BBC, History.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement