Jumat 15 Apr 2016 04:04 WIB

Masakan Indonesia Ini Jadi Menu Wajib di Kapal Perang Australia

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Julkifli Marbun
Rendang adalah makanan khas Sumatra Barat yang dimasak dengan cara ungkep di api kecil.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Rendang adalah makanan khas Sumatra Barat yang dimasak dengan cara ungkep di api kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah juru masak kapal perang mengikuti perlombaan merandang atau memasak rendang ikan tuna yang dilaksanakan serangkaian acara Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2016 di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Bahkan, salah satu juru masak kapala perang Australia, Dibble, bakal menjadikan rendang sebagai salah satu menu wajib di kapalnya.

"Randang akan dijadikan menu wajib di kapal. Sebab, selain rasanya yang lezat, rendang juga tahan lama," kata dia dalam acara merendang yang berlangsung di Pantai Cimpago, Padang, Sumatra Barat, Kamis (14/4).

Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Wali kota Padang, Mehyeldi Ansharullah menuturkan, rendang layak dijadikan menu di kapal perang. Alasannya, karena rendang salah satu masakan yang tahan lama, bahkan hingga berbulan-bulan.

"Daya tahan rendang yang cukup lama akan layak dan tepat bagi kebutuhan di kapal," ujarnya.

Selain itu, Mahyeldi menjelaskan, kendati rendang merupakan makanan yang tahan lama, namun gizi yang terkandung tidak berkurang. Ia berharap, rendang dapat menjadi menu di setiap kapal, baik milik Pemerintah Indonesia maupun di luar negeri.

Diketahui, sebanyak 36 juru masak kapal perang dari 36 negara berpartisipasi dalam lomba merendang ikan tuna yang diselenggarakan di Pantai Cimpago pada Rabu (13/4) lalu. Para juru masak kapal perang tersebut, merendang di atas kuali dan tungku.

Salah satu juru masak kapal perang Amerika Serikat, Frank mengaku sudah mengenal rendang. "Saya sangat menikmati sekali masakannya," jelasnya.

Sementara itu, juru masak kapal perang Jepang, K. Katahira menyebut, rendang merupakan masakan yang unik. Pun demikian dengan cara memasaknya, yakni menggunakan santan dan diaduk tanpa henti.

"Cukup enak, tetapi pedas," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement