REPUBLIKA.CO.ID, POSO -- Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menilai Operasi Tinombala yang melibatkan anggota Polri dan TNI untuk menangkap Santoso alias Abu Wardah di Poso, Sulawesi Tengah, berjalan dengan baik.
"Saya memang datang ke sini untuk melihat dari dekat pelaksanaan dan perkembangan operasi ini. Pelaksanaan tugas oleh semua anggota di lapangan sudah cukup baik," katanya kepada pers di Mapolres Poso, Jumat (15/4).
Kapolri Badrodin Haiti dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian serta Dan Korps Brimob Irjen Pol Murad Ismail, tiba di Poso dari Makassar sekitar pukul 10.00 WITA dan langsung menggelar pertemuan tertutup dengan para komandan Polri dan TNI di Mapolres Poso.
Pertemuan tertutup itu antara lain dihadiri Kapolda Sulten Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, Danrem 132/Tadulako Palu Kol Inf. Muhammad Saleh Mustafa, Kapolres Poso AKBP Ronny dan Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto. Menurut Kapolri, ia berkunjung ke Poso untuk mengetahui apa masalah yang dihadapi anggota dalam melaksanakan operasi itu serta memberikan semangat dan motivasi kepada semua personel agar tetap bersemangat dan kompak dalam melaksanakan tugas.
"Saya ingin tahu apa masalah yang dihadapi di lapangan dalam operasi ini agar saya bisa memberikan masukan sekaligus memberikan semangat dan motivasi kepada jajaran. Pelaksanaan tugas anggota sudah cukup baik," ujarnya.
Menurut Badrodin, kalau mereka (Santoso dan pengikutnya) belum tertangkap, itu karena mereka masih mampu menghindar dari upaya-upaya pengejaran anggota. Menurut Kapolri, ada indikasi dua pergerakan kelompok Santoso di beberapa tempat yang masih terus didalami. Peregerakan ke kampung kemungkinan masih ada.
"Oleh karena itu harus ada perubahan pasukan walaupun tidak semuanya diubah," ujarnya namun tidak merinci perubahan bagaimana yang akan dilakukan karena itu menjadi rahasia operasi.