Jumat 15 Apr 2016 14:39 WIB

40 Persen Irigasi Teknis di Garut Rusak

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Friska Yolanda
Irigasi
Irigasi

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Banyak irigasi teknis yang rusak di wilayah Kabupaten Garut. Masalah ini mengakibatkan berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian. Sehingga, para petani tidak dapat memanfaatkan saluran irigasi teknis yang ada secara maksimal.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut Uu Saepudin mengatakan, dari semua irigasi teknis yang ada, sekitar 60 persen masih dalam kondisi baik. Sebanyak 40 persen irigasi teknis dalam kondisi rusak. 

Salah satu penyebab keruskan karena terjadi pendangkalan pada salurannya. “Irigasi teknis yang rusak mengakibatkan pasokan air tidak utuh, tadinya 100 persen menjadi 70 persen karena banyak air yang hilang di perjalanan,” kata Uu kepada Republika.co.id, Jumat (15/4).

Uu menjelaskan, aliran air yang mengalir pada irigasi teknis yang rusak tidak lancar. Selain itu, terjadi juga kebocoran di daerah yang rusak. Sehingga, pasokan air ke lahan pertanian pun berkurang.

Sebanyak 38 titik irigasi teknis di wilayah Garut terjadi pendangkalan. Dikatakan Uu, beberapa bangunan irigasi teknis dan pintu air rusak sehingga tidak dapat dioperasikan. Sementara, debit air yang diambil dari sungai-sungai kecil tidak lagi mencukupi kebutuhan area irigasi. Bahkan, area pesawahan seluas 2.242 hektare tidak memiliki sumber air. 

“Sebagian besar lahan persawahan masih dalam kondisi tadah hujan,” ujar Uu.

Menurutnya, sebagai upaya menjaga dan mempertahankan fungsi irigasi teknis, pemeliharaannya pun harus ditingkatkan. Tujuannya, agar aliran air tetap lancar mengairi area pertanian. 

Dana dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut biasanya difokuskan untuk operasi pemeliharaan irigasi teknis. Sementara, dikatakan Uu, dana dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) biasanya digunakan untuk merehabilitasi irigasi teknis. Begitu pula dengan dana bantuan provinsi juga biasa digunakan untuk rehabilitasi.

Namun, Uu mengungkapkan, tahun ini terjadi pengurangan dana operasi pemeliharaan irigasi teknis. Sebab, dana dari Pemkab Garut sedang difokuskan pada penanganan masalah banjir. Sehingga, program pemeliharaan irigasi teknis berkurang.

Uu berharap, pada anggaran perubahan tahun ini atau 2017 nanti, pemerintah pusat dan provinsi memberikan bantuan untuk memperbaiki irigasi teknis yang rusak. “Sekarang konstruksi irigasi teknis terbuat dari tanah, nanti menjadi pakai beton setelah direhabilitasi,” kata Uu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement