REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menerima aduan masyarakat terkait adanya ayam ternak yang mati mendadak.
"Selama periode Januari hingga pertengahan April ini, sebanyak 42 ayam milik peternak dilaporkan mati mendadak. Kejadian itu terjadi selama beberapa hari berturut-turut," Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disperkanak Palangka Raya, Sugiyanto saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Jumat (15/4).
Sugiyanto menerangkan bahwa kejadian itu terjadi pada peternakan di Jalan Tingang, Jalan Merdeka dan peternak di kawasan Panarung, Palangka Raya.
"Setelah kita lakukan penyelidikan, penyebab kematian mendadak itu bukan karena virus flu burung tetapi karena fisik unggas tak sanggup beradaptasi pada keadaan cuaca yang berubah-ubah secara mendadak," kata dia menerangkan.
Hampir separuh kebutuhan ayam yang ada di kota berjuluk "Kota Cantik" dipasok dari daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan sebagian lainnya dari peternak di Jawa Timur.
"Untuk pengiriman dari Banjarmasin setiap ayam yang dikirim harus dilengkapi dengan surat keterangan sehat. Untuk bibit ayam dari Jawa Timur dengan umur ayam baru satu hari, sementara ini kita hentikan," katanya.
Hal itu dilakukan pihaknya dalam rangka mencegah masuknya virus flu burung di Kota Palangka Raya. "Kita juga terus koordinasi dengan rumah potong hewan lintas wilayah, sehingga ayam yang akan masuk ke wilayah kita mendapat jaminan bebas dari penyakit mematikan," katanya.
Namun demikian, masyarakat tetap diminta waspada dan tidak segan melapor kepada pihak Dinas Peternakan kota jika melihat adanya ayam atau unggas yang mati mendadak.
"Karena kalau dibiarkan, bisa menjadi bahaya bagi keluarga peternak sendiri, sebab penyakit flu burung ini akan mudah menjangkit dan bisa menyebabkan kematian," ujarnya.