REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III mulai bertransformasi menuju manajemen yang lebih modern. Dalam melakukan perubahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini meniru gaya lumba-lumba.
“Change management is a dolphin, not a whale (Mengubah manajemen itu seperti lumba-lumba, bukan paus),” kata Pimpinan Proyek Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Pelindo III Abdul Rofiq Fanani, saat kegiatan “Toward ICT–Based Enterprise Workshop Regional East and Central Java” di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/4).
Maksud Abdul ialah perubahan itu dilakukan secara bertahap dengan gelombang yang tidak terlalu besar, layaknya lompatan lumba-lumba. Perubahan dalam tubuh Pelindo III ini tidak dilakukan secara ekstrem dan menimbulkan gelombang besar seperti lompatan paus. Filosofi inilah yang diterapkan ketika Pelindo III secara bertahap akan meninggalkan sistem manual dan menggantikannya dengan sistem berbasis teknologi informasi (IT).
Sebagaimana dalam pengimplementasian System Application and Product in data processing (SAP) yang merupakan langkah Pelindo III untuk bertransformasi ke arah yang lebih modern. Termasuk di dalamnya penerapan ERP yang merupakan sistem informasi manajemen terintegrasi untuk mendukung pengelolaan bisnis beserta sumber daya pendukungnya. Semua sistem tersebut nantinya akan menjadi tulang punggung dalam peningkatan efisiensi operasional bisnis, serta mengefektifkan pengambilan keputusan di Pelindo III. “Namun, harus diingat bahwa SAP ini hanyalah sekadar alat,” ujar Abdul.
Abdul menekankan, dalam perubahan ini hal yang lebih penting adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan memanfaatkan alat tersebut. Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelindo III Husein Latief sepakat dengan hal itu. Ia mengatakan, seluruh pegawai harus memformat dirinya sendiri untuk mampu menjalankan sistem baru tersebut. “Tidak ada kata mundur” kata dia.
Direktur SDM dan Umum Pelindo III Toto Heli Yanto juga menekankan pentingnya para pegawai untuk mampu berubah menjadi lebih baik. Karena, menurut dia, ketersediaan alat dan SDM sangat jauh berbeda. “Kalau masalah alat kita bisa beli. Tapi, untuk SDM, yang sudah ada harus terus ditingkatkan kemampuannya,” kata dia.
Dalam kegiatan itu juga dijelaskan mengenai penggunaan “Gen-C” dan “Spinner”. Ini merupakan aplikasi yang akan digunakan dalam kegiatan bongkar muat. Dengan adanya aplikasi tersebut, seluruh kegiatan akan dapat langsung dimonitor.