REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu orang anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia tertembak saat terjadi pembajakan kapal di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Menurut Kementerian Luar Negeri, pembajakan terjadi pada Jumat (15/6) pukul 18.31 waktu setempat di Filipina.
"Telah terjadi pembajakan dua kapal berbendera Indonesia, yaitu Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi, di perairan perbatasan Malaysia-Filipina," kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan resminya, Sabtu (16/4).
Kapal tersebut dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan. Kapal membawa 10 orang ABK WNI. Dalam peristiwa tersebut satu orang ABK tertembak, lima orang selamat dan empat orang diculik.
Satu ABK yang tertembak sudah diselamatkan oleh Polisi Maritim Malaysia ke wilayah Malaysia untuk mendapatkan perawatan. "Informasi terakhir yang diperoleh, meskipun mengalami luka tembak namun korban dalam kondisi stabil," katanya.
Lima ABK lain yang selamat telah dibawa oleh Polisi Maritim Malaysia ke Pelabuhan Lahat Datu, Malaysia. "Kementerian Luar Negeri telah berkordinasi langsung dengan manajemen perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai detail peristiwa tersebut," katanya.
Saat ini Kementerian Luar Negeri juga terus melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak di dalam negeri maupun di Malaysia dan Filipina. Konsulat RI Tawau terus melakukan koordinasi dengan otoritas di Malaysia yang ada di wilayah tersebut.
Pemerintah Indonesia akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi sering terjadinya pembajakan di kawasan tersebut. Indonesia juga akan mengajak negara negara tetangga untuk meningkatkan keamanan. Belum jelas pihak mana yang melakukan pembajakan.