REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan berkunjung ke Arab Saudi pada pekan depan. Ia dalam tekanan untuk membahas soal laporan tragedi 9/11 yang menyebutkan adanya keterlibatan Pemerintah Arab Saudi di dalamnya.
Seperti dilansir laman France24.com, Jumat (15/4), keterlibatan Arab Saudi tersebut tertuang dalam laporan investigasi sebanyak 28 halaman yang bersifat rahasia dan hanya sekelompok kecil orang diizinkan melihatnya. Laporan tersebut disimpan di Gedung Capitol Hill, Washington DC.
Anggota Kongres bisa melihatnya dengan masuk ke ruangan dimana laporan tersebut disimpan. Namun, mereka tidak boleh membawa apa pun ke dalamnya, tidak boleh ditemani siapa pun juga. Laporan yang dikenal sebagai 28 halaman itu adalah bab terakhir dari laporan penyelidikan 9/11 oleh Komite Terpilih Senat AS untuk Intelijen.
Di dalamnya, tertulis bahwa Saudi mendukung pembajakan pesawat dalam peristiwa 9/11. Laporan setebal 838 halaman itu disunting pada 2003. Sekarang, lebih dari satu dekade kemudian, hasil penyelidikan serangan teroris terburuk di tanah AS itu masih kontrovesi.
Kunjungan Obama ke Arab Saudi pekan depan termasuk pertemuannya dengan Raja Salman. Obama ditekan untuk membahas laporan tersebut. Pasalnya ini meningkatkan ketegangan dalam hubungan AS-Saudi.
Kerajaan Saudi menentang tawaran Washington pada rival mereka, Iran yang tergabung dalam kesepakatan nuklir tahun depan. Melemahnya hubungan AS-Saudi dalam bidang perminyakan juga berpengaruh pada hubungan bilateral.