REPUBLIKA.CO.ID, KYUSHU -- Puluhan ribu orang menghadapi cuaca dingin dan basah pada malam hari di tempat penampungan sementara, setelah gempa kuat melanda Pulau Kyushu, Jepang. Lebih dari 240 ribu orang didesak untuk meninggalkan wilayah tersebut, di tengah kekhawatiran hujan deras dapat menyebabkan tanah longsor dan kerusakan lebih lanjut.
BBC News melaporkan, gempa yang melanda pada Kamis (14/4) dan Sabtu (16/4), telah menyebabkan 40 orang tewas. Sekitar 2.000 lainnya dirawat karena cedera dengan 200 di antaranya mengalami luka serius.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe megatakan, hujan lebat dan suhu yang terus turun bisa menyebabkan banyak korban selamat yang mengungsi menghabiskan malam-malam dengan tidak nyaman di pusat evakuasi, tenda bahkan di mobil mereka. Namun ia mengatakan pemerintahnya akan bekerja sepanjang malam untuk menyediakan makanan, air dan obat-obatan untuk mereka.
Setidaknya 50 orang mengabiskan malam mereka di mobil di sebuah taman di kota Ozu.
Abe juga memperingatkan, proses penyelamatan berpacu dengan waktu. Mereka berupaya menemukan korban sebelum cuaca buruk mendatangkan lebih banyak kerusakan. "Operasi penyelamatan semalam akan sangat sulit," katanya.
Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter pada Sabtu kemarin, melanda wilayah dekat kota Kumamoto pada pukul 01.25 waktu setempat. Gempa ini merupakan gempa kedua setelah pada Kamis sebelumnya, berkekuatan 6,4 Skala Richter.
Kedua gempa itu menyebabkan kerusakan besar pada jalanan, jembatan, terowongan, rumah dan bangunan. Tanah longsor memotong wilayah desa-desa terpencil di pegunungan. Sekitar 100 ribu rumah kehilangan aliran listrik dan 400 ribu rumah tanpa air.
Ada banyak laporan adanya orang yang terjebak di dalam gedung. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan petugas penyelamat menyadari beberapa lokasi di mana orang telah terkubur hidup-hidup.
Ada satu desa yang juga harus diungsikan setelah sebuah bendungan runtuh akibat gempa. Sekitar 20.000 tentara dikerahkan untuk membantu polisi dan petugas pemadam kebakaran dalam upaya penyelamatan.
Saat malam dan cuaca buruk kian dekat, petugas membagikan terpal, bersama dengan makanan dan air, di titik distribusi. Toko-toko lokal cepat kehabisan stok, dan orang-orang berbicara tentang ketakutan mereka kehabisan makanan. Sementara gempa susulan terus dirasakan.