REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan, pemerintah akan mendorong hilirisasi rumput laut melalui diversifikasi produk yakni food, feed, dan fertilizer. Hal ini untuk meningkatkan nilai tambah dan penyerapan rumput laut di dalam negeri.
"Targetnya bisa menyerap 100 persen rumput laut di dalam negeri, namun untuk tahap awal paling nggak 50 persen dulu," ujar Rochim di Jakarta, Ahad (17/4).
Rochim menjelaskan, Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar diikuti oleh Filipina. Namun, penyerapan rumput laut di dalam negeri masih sedikit yakni sekitar 30 persen sedangkan 70 persen diekspor dalam bentuk mentah. Selama ini, pengolahan produk rumput laut di Indonesia yakni dalam bentuk karagenan dan agar-agar.
Menurut Rochim, penyerapan rumput laut paling banyak terdapat di bidang makanan. Saat ini sudah banyak industri kecil dan menengah yang mengolah rumput laut menjadi produk makanan olahan seperti dodol dan nugget. Nantinya, kata Rochim, sentra-sentra produksi olahan makanan yang menggunakan bahan baku rumput lebih baik berada di dekat wilayah penghasil rumput laut agar ongkos produksinya lebih murah.
"Sebenarnya untuk kosmetik juga bisa, tapi yang menyerap paling banyak adalah di sektor makanan dan feed sehingga akan kami kembangkan," kata Rochim.
Rochim mengakui bahwa, untuk mengembangkan industri rumput laut diperlukan insentif yang menguntungkan. Saat ini, Kementerian Perindustrian bersama dengan kementerian terkait sedang merumuskan insentif tersebut yang nantinya akan dituangkan dalam roadmap pengembangan industri rumput laut. Menurut Rochim, insentif tersebut yang terpenting adalah petani tidak dirugikan dan industri bisa berkembang.
Rochim mengatakan, roadmap tersebut masih dalam pembahasan mendalam dan mematangkan kesepakatan antar kementerian. Roadmap pengembangan rumput laut ditarget bisa selesai pada tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, produk olahan rumput laut menjadi karagenan pada 2014 mencapai 13.125 ton dari kapasitas terpasang 18.850 ton. Sedangkan, olahan agar-agar sebesar 3.873 ton dari kapasitas terpasang 6.200 ton.
Ekspor rumput laut olahan untuk karagenan dan agar-agar mencapai 49,3 juta dolar AS pada 2014. Sementara, impor kedua produk olahan tersebut sebesar 5,1 juta dolar AS. Dalam lima tahun ke depan pemerintah menargetkan peningkatan pengolahan rumput laut untuk karagenan sebesar 16.751 ton dan agar-agar 4.944 ton.
Baca juga: Peta Jalan Industri Rumput Laut Cakup Insentif untuk Perusahaan