Ahad 17 Apr 2016 14:54 WIB

Berapa Sebenarnya Warga Kampung Aquarium yang Masih Bertahan?

Rep: C21/ Red: Achmad Syalaby
Sejumlah anak korban bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, bermain di pantai kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak korban bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, bermain di pantai kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban pembongkaran kawasan Pasar Ikan atau Kampung Aquarium, RW 4, Penjaringan, Jakarta Utara tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Mereka masih bertahan di beberapa posko yang dibentuk oleh lembaga kemanusiaan. 

Sebenarnya, berapa banyak warga yang masih tinggal disana? Ketua RW 4 Kampung Aquarium, M Asfah mengatakan sebanyak 362 jiwa masih bertahan di Posko Masjid Jami' Keramat Luar Batang. "Kebanyakan mereka adalah ibu-ibu dan anak-anak, sedangkan suaminya ada yang tidak sedang di Jakarta, dan kedua ada yang sedang mencari tempat tinggal," kata Asfah, Ahad (17/4).

Asfah menuturkan, ada 15 kepala keluarga (KK) yang menjadi  korban pembongkaran yang berada di perahu di Dermaga Luar Batang.  Mereka adalah warga asli Pasar Aquarium dan sampai saat ini belum pernah dibantu pemerintah. Sampai saat ini, mereka bertahan hidup dengan mengandalkan bantuan dari sejumlah lembaga kemanusiaan. 

"Mereka belum dapat melaut karena kapal mereka masih dipenuhi oleh barang-barang di atas kapal," terang dia. Untuk trauma healing, dia mengaku meminta bantuan dari berbagai macam lembaga Islam di sana bukan pemerintah.

Dia menerangkan bantuan selama ini, diberikan dari Posko yang berada di Masjid Jami' Keramat Luar Batang. Sedangkan Posko Tiga Pilar milik pemerintah hanya untuk aparat bukan masyarakat seperti pengobatan dan sebagainya. 

Dia menjelaskan,  pemerintah meminta warga korban pembongkaran Kampung Aquarium tidak ada lagi di tempat ini. Mereka pun diminta untuk pindah ke rumah susun sewa.  

Menurut dia, Rusun Marunda yang disiapkan pemerintah memadai. Namun akses transportasinya kurang memadai. Selain itu, unit di sana juga telah penuh. Untuk rusun Rawa Bebek, jumlahnya banyak namun ruangannya sangat kecil. Dia menjelaskan, kamar disana tipe studio yang cocok untuk hidup satu orang. "Dijejali untuk keluarga yang punya tujuh sampai sepuluh orang," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement