REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang nelayan Pasar Ikan atau Kampung Aquarium, RW 4, Penjaringan, Jakarta Utara, Irfan, mengatakan, sampai sekarang keluarganya masih menempati perahu tradisional yang dipakai untuk tidur atau sebagai tempat menaruh barang-barang mereka. Sejumlah barang sisa pembongkaran yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Senin (11/4) lalu masih sempat mereka selamatkan. 

Kini tidak seorang pun nelayan asli Kampung Ikan yang dapat mencari ikan. Jika ada, mereka kebanyakan adalah warga yang mengontrak rumah.

Sudah seminggu lamanya sekitar 17 buah perahu nelayan tradisional bersandar di Dermaga Luar Batang. Terdapat pula 30-an kepala keluarga (KK). "Rencananya Senin (16/4) besok kami diperintahkan pergi ke Kali Adem atau Cilincing," ujar Irfan, Ahad (17/4).

Irfan menuturkan, terkait dengan pemindahan yang akan dilakukan pada Senin (18/4), dia mengatakan itu bergantung pada keputusan bersama rekan-rekannya sesama nelayan. Pasalnya, di Kali Adem tidak ada rumah susun (rusun) untuk tempat mereka tinggal. "Jadi kami hanya harus pindah ke sana, menurut orang yang kemarin datang," kata dia.

Dia berharap setidaknya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memberikan uang kompensasi. Uang kompensasi tersebut diharapkan bisa dipakai untuk dia bersama rekan-rekannya dapat menyewa sebuah hunian di dekat perairan. 

Menurut Irfan, sejak aksi pembongkaran untuk revilitisasi di Kawasan Pasar Ikan, semua penduduk tidak mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah. Karena bantuan makanan, sembako, dan sebagainya hanya diberikan oleh organisasi Islam dan lembaga zakat yang poskonya berada di Masji Jami' Keramat Luar Batang.

(Baca Juga: Ahok Diminta Bangun Rusun di Pasar Ikan)

Ikuti Whatsapp Channel Republika