Ahad 17 Apr 2016 20:06 WIB

Simpatisan Meninggal Kena Molotov, PPP Berkabung Tujuh Hari

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, berpidato saat Rapat Pimpinan Wilayah III PPP Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/4).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, berpidato saat Rapat Pimpinan Wilayah III PPP Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang simpatisan PPP meninggal dunia usai mengikuti kegiatan tabligh akbar di Lapangan Sendang Adi Melati, Sleman, Yogyakarta, Ahad (17/4). Simpatisan tersebut meninggal lantaran luka bakar di bagian kepala dan leher setelah rombongannya diserang orang tak dikenal yang melempar bom molotov.

Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz, mengutuk keras insiden ini. Dengan menyebut perbuatan itu sebagai perbuatan biadab, Djan pun meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut kasus tersebut dan menangkap pelaku pelemparan bom molotov tersebut.

''Kami minta polisi mengusut pelaku teror tersebut,'' ujar Djan dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/5).

Djan pun menilai, aksi pelemparan bom molotov terhadap rombongan konvoi Lasykar PPP Yogyakarta ini terkait dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya, yaitu 'Tabligh Akbar Dari Yogya Melawan'. Kegiatan tabligh akbar itu memang digelar simpatisan dan kader dari PPP hasil Muktamar Jakarta.

Mereka menilai, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, telah berbuat kezaliman lantaran dianggap tidak mengindahkan keputusan MA terkait pengesahan kepengurusan PPP.

''Mereka pikir, aksi teror itu akan menyebabkan ketakutan dan menghentikan aksi perlawanan kaum muda dan pelajar PPP terhadap kedzaliman (Yasonna) Laoly dari Yogyakarta ini. Saya pastikan tidak. Bahkan perlawanan ini akan membesar bagai bola salju di seantero negeri yang tidak rela hukum dipermainkan,'' ucap Djan.

Tidak hanya itu, Djan menyampaikan rasa belasungkawa terhadap keluarga korban meninggal. Dalam insiden tersebut, satu orang meninggal dan satu orang mengalami luka, yang saat ini tengah dirawat RSUD Sardjito, Yogyakarta.

Atas kejadian ini, Djan meminta kepada setiap kader dan simpatisan PPP untuk tidak terpancing dan melakukan aksi balasan. Djan juga mengumumkan masa berkabung selama tujuh hari untuk seluruh kader PPP di seluruh Indonesia.

"Kami minta kader dan fungsionaris PPP di seluruh Indonesia untuk memanjatkan doa untuk almarhum. Kami kibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda seluruh PPP sedang berkabung selama tujuh Hari,'' kata Djan mengakhiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement