REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pondok pesantren (ponpes) mampu menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi persaingan global.
“Menghadapi ketatnya persaingan global, ponpes tidak hanya menyiapkan SDM unggul dari segi religiusitas tetapi juga dari sisi keunggulan teknologi," ujarnya dalam siaran persnya, Senin (18/4).
Teknologi tersebut, kata Khofifah, terkait dengan potensi di daerah setempat. Misalnya, di Brondong, Kabupaten Lamongan, ada potensi produksi ikan yang sangat besar sehingga harus didorong agar tidak hanya petik, kemas dan jual. Melainkan dipetik, diolah dengan teknologi, dikemas, dan dijual.
Potensi dari hasil laut masih terbuka. Produksi tepung iklan salah satunya. Sebanyak 80 persen pakan ikan masih impor, makanya potensi untuk membuat pakan ikan sangat besar.
Dia menjelaskan, Universitas Brawijaya, Malang, bahkan pernah membuat alat pembuat ikan. Karena itu, menurut dia, peralatan pembuat pakan ikan tidak mesti berbiaya mahal. Namun bisa memakai peralatan yang mudah dan murah yang bisa dipakai di lingkungan ponpes-ponpes di Indonesia.
Terkait modal, dia meminta pihak pondok tidak perlu khawatir sebab pemerintah menyiapkan paket bantuan di berbagai kementerian atau lembaga bahkan bisa berbagi budget dari APBN dan APBD.Sedangkan persaingan tidak hanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Namun ada juga Trans-Pacific Partnership Agreement (TPPA).
"Makanya pesantren harus ditambah sains. Dengan demikian pesantren bisa melahirkan SDM unggul baik dari sisi spiritualitas maupun teknologi," katanya.