REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kota Tasikmalaya menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-34 tingkat Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 27 kabupaten dan kota seJawa Barat mengikuti MTQ yang dibuka Ahad (17/4) malam.
"Kalau melihat dari jumlah kafilah jumlahnya sekitar 2.500 dari 27 kabupaten dan kota seJawa Barat," kata Sekda Kota Tasikmalaya sekaligus Ketua Panitia Lokal MTQ ke-34 Tingkat Provinsi Jabar, Idi S Hidayat kepada Republika, Senin (18/4).
Idi mengatakan, jumlah peserta yang ikut MTQ ada sebanyak 2.500 orang. Tapi, kalau bersama pembina, pembimbing dan lain sebagainya diperkirakan mencapai 10.000 orang. Sementara, saat Pawai Ta'aruf menjelang dibukanya MTQ ke-34 ada sekitar 25.000 orang yang ikut memeriahkannya.
Ada 10 cabang yang diperlombaan di MTQ ke-34, dikatakan Idi, diantaranya Tilawah Murotal, tafsir, tafsir bahasa Inggris dan arab. Ada juga lomba membuat kaligrafi dan lain sebagainya.
Pesertanya putra dan putri, ada yang anak-anak, remaja dan dewasa. "Jumlah hakimnya yang bertugas melakukan penilaian ada 130 orang dari seluruh kabupaten dan kota," ujar Idi.
Menurut Idi, pihaknya hanya selaku panitia lokal yang membantu terselenggaranya MTQ ke-34. Namun, pada prinsipnya semua kebijakan ada pada pihak provinsi. Sementara, untuk terselenggaranya MTQ ke-34 pihak Provinsi Jawa Barat mengelontorkan anggaran sebesar Rp 9 miliar.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan, dengan anggaran sebesar itu acaranya akan bagus. Dalam MTQ ke-34 Jabar ini, yang dilombakan cara baca Alquran, seni baca Alquran dan seni memehamai Alquran. Selain itu, ada seni menafsirkan Alquran, cerdas cermat Alquran dan segalanya serba Alquran.
Aher mengatakan, hasil dari terselenggaranya MTQ, kedepannya diharapkan semakin tersosialisasinya nilai-nilai ajaran Alquran di masyarakat Jawa Barat. Sehingga, diharapkan syiar MTQ bisa sampai ke pelosok agar masyarakat berpegang teguh pada Alquran untuk mengikuti petunjuk Alquran.
Aher menegaskan, yang diinginkan nilai-nilai ajaran Alquran dihadirkan lewat MTQ tidak hanya didengar dan tidak hanya diucapkan. Mudah-mudahan nilai yang terkandung dalam Alquran hidup di kehidupan masyarakat Jawa Barat.
"Jika masyarakat Jawa Barat mengikuti petunjuk Alquran, pemerintah Jawa Barat mengikuti petujuk Alquran, Insya Allah sampai pada tujuan kehidupan," kata Aher menerangkan.