REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah pesawat militer Cina melakukan pendaratan untuk pertama kali di bandar udara baru di pulau buatan Cina, yang berlokasi di Laut Cina Selatan, media nasional melaporkan pada Senin (17/4).
Amerika Serikat mengkritik pembangunan pulau buatan yang dilakukan Cina di Laut Cina Selatan dan adanya kekhawatiran terhadap Cina yang berencana menggunakannya untuk kepentingan militer. Landasan pacu yang ada di formasi karang Fiery Cross itu sepanjang 3.000 meter dan merupakan salah satu dari tiga landasan yang telah dibangun selama lebih dari satu tahun.
Pembangunan dilakukan dengan cara mengeruk lahan ke karang yang ada di kepulauan Spratly itu. Penerbangan sipil memulai uji coba penerbangan di lokasi itu pada Januari lalu.
Dalam sebuah berita di halaman depan, Harian Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan sebuah pesawat militer yang sedang melakukan patroli di atas Laut Cina Selatan pada Ahad mendapatkan sebuah panggilan darurat untuk mendarat di formasi karang Fiery Cross untuk mengevakuasi tiga orang pekerja yang sakit.
Mereka diangkut ke dalam pesawat pengangkut dan kembali ke pulau Hainan untuk menjalani perawatan, ujarnya, dengan mencantumkan sebuah gambar yang menunjukkan pesawat itu di Hainan. Itu adalah pertama kalinya militer Cina secara publik mengakui pendaratan pesawatnya di Fiery Cross, media Global Times yang berpengaruh menuliskan.
Mereka mengutip seorang pakar militer yang mengatakan penerbangan itu menunjukkan pangkalan udara memenuhi standar militer dan memungkinkan untuk menempatkan pangkalan jet tempur di lokasi itu jika terjadi perang. Landasan pacu itu juga cukup panjang untuk menampung pesawat pengebom jarak jauh dan pesawat pengangkut begitu pula dengan mesin-mesin jet tempur terbaik Cina.
Baca: Demi Pertahankan Pendapatan, ISIS Terapkan Jenis Pajak Baru