Senin 18 Apr 2016 22:34 WIB

Meski Disegel Nelayan, Pembangunan Pulau G Tetap Berjalan

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Karta Raharja Ucu
Ribuan nelayan bersama LSM melakukan aksi simbolis dengan menyegel pulau G proyek reklamasi di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Ahad (17/4).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Ribuan nelayan bersama LSM melakukan aksi simbolis dengan menyegel pulau G proyek reklamasi di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Ahad (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siang itu, matahari di atas Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, bersinar dengan amat teriknya. Beberapa kapal kayu milik nelayan tampak bersandar di dermaga. Sementara, sekitar 300 meter dari pelabuhan tersebut, alat-alat kontraktor terlihat samar-samar di lokasi reklamasi Pulau G di lepas pantai Teluk Jakarta.

“Proyek reklamasinya ternyata masih berjalan hari ini, Mas,” tutur salah seorang warga Muara Angke, Bayu Setya (39 tahun) saat ditemui Republika.co.id, Senin (18/4).

Bayu adalah satu dari sekian banyak warga Muara Angke yang merasa marah dengan adanya aktivitas reklamasi di Teluk Jakarta. Bagaimana tidak, proyek bernilai triliunan rupiah itu telah menyebabkan matinya sumber penghidupan para nelayan tradisional di kawasan itu.

“Perairan di sini semakin dangkal saja, para nelayan pun jadi semakin kesulitan melaut,” ujarnya.

Pada Ahad (17/4) kemarin, sekitar seribuan massa dari Muara Angke berbondong-bondong mendatangi lokasi Pulau G. Mereka melakukan aksi penyegelan terhadap pulau buatan tersebut sebagai bentuk penolakan atas proyek reklamasi Teluk Jakarta.

Akan tetapi, belum genap sehari sejak aksi unjuk rasa itu digelar oleh warga, PT Muara Wisesa Samudra (anak perusahaan Agung Podomoro Group) selaku pelaksana reklamasi Pulau G tetap saja meneruskan pekerjaanya di lokasi tersebut. Padahal, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebelumnya telah meminta agar proyek reklamasi yang sedang berjalan dihentikan sementara.

“Sepertinya perusahaan (PT Muara Wisesa Samudra) itu sudah tidak punya rasa takut lagi sama pemerintah pusat. Bahkan, perintah dari wakil presiden pun berani mereka langgar,” ucap Bayu.

Salah seorang nelayan Muara Angke, Kuat (50 tahun), membenarkan masih adanya aktivitas reklamasi Pulau G yang berlangsung pada Senin (18/4) ini. Menurut dia, kegiatan pengurukan pasir oleh PT Muara Wisesa Samudra memang sempat terhenti ketika massa demonstran menggelar aksi penyegelan pulau tersebut pada akhir pekan lalu.

“Namun, berdasarkan hasil pantauan teman-teman kami, aktivitas reklamasi mulai berjalan kembali sejak pukul 15.30 WIB Ahad (17/4). Hari ini pun masih ada pengurukan di sana,” kata Kuat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement