REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan 700 ribu dosis vaksin flu burung dan 800 liter disinfektan guna mengantisipasi penyebaran virus itu memasuki masa pancaroba. "Pada masa pergantian musim seperti saat ini, sebetulnya selain flu burung, penyakit yang rentan menjangkiti unggas yakni Newcastle Disease (ND) atau tetelo," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan, Dinas Pertanian DIY, Anung Endah Swasti, di Yogyakarta, Selasa (19/4).
Ia mengatakan 700 ribu dosis vaksin itu terdiri atas 500 ribu dosis vaksin H5N1 clade 2.1.3 dan 200 ribu dosis vaksin H5N1 clade 2.3.2. Menurut dia keberadaan vaksin itu juga didukung keberadaan 60 orang petugas Unit Respon Cepat (URC) yang juga akan bertugas melakukan penyemprotan ke wilayah terdeteksi rentan flu burung. "Pengawasan juga kami intensifkan hingga benar-benar memasuki musim kemarau ke daerah yang pernah terpapar flu burung," kata dia.
Selain menjaga kebersihan kandang, ia juga mengimbau agar peternak dapat menyediakan tempat khusus untuk menampung kotoran ternak. "Kotoran unggas jangan sampai dibuang sembarangan," kata dia.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, menurut dia, mengakibatkan daya tahan unggas menurun sehingga rentan terserang penyakit. Berbeda jika dalam kondisi cuaca normal, unggas cenderung memiliki daya tahan yang kuat.
Menurut dia dosis vaksin yang telah disebarkan ke lima kabupaten/kota tahun ini lebih rendah dibandingkan 2015 yang disediakan pemerintah pusat dan daerah mencapai 850 ribu dosis vaksin H5N1.
Tingginya penyediaan dosis vaksin flu burung pada 2015 dipicu tingginya kasus itik mati akibat virus itu pada awal tahun yang dilaporkan mencapai 3.900 burung puyuh dan puluhan unggas jenis lain di Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kulon Progo. "Tapi tahun ini tren penyebarannya (flu burung) cenderung lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata dia.