REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wilayah DI Yogyakarta (DIY) diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada dasarian kedua (11-20) Mei hingga dasarian ketiga (21-30) Mei 2016 mendatang.
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Joko Budiono, awal musim kemarau di DIY ini mengalami kemunduran 20-30 hari dari periode normalnya.
Berdasarkan periode normal, musim kemarau di DIY harusnya sudah masuk sejak awal April ini. Namun karena adanya gangguan cuaca jangka pendek, maka awal musim kemarau di DIY mundur hampir satu bulan.
"Pemicunya adalah karena kondisi atmosfir yang sangat konvergensii (daerah pertemuan angin) dan kondisi suhu muka laut di Selatan Jawa yang lebih hangat sehingga potensi hujan masih cukup tinggi di DIY sampai sekarang," ujarnya, Selasa (19/4). Kondisi inilah yang menyebabkan awal musim kemarau di DIY mundur.
Saat ini wilayah DIY baru masuk musm pancaroba atau peralihan dari penghujan ke kemarau. Meski begitu dengan kondisi cuaca seperti itu, ppotensi adanya petir dan angin kencang di wilayah DIY masih besar.
Pasalnya, dengan kondisi iklim seperti itu adanya konvergensi maka curah hujan biasa akan terjadi di sore hari. Sedangkan pagi hingga siang cuaca cenderung panas. Kondisi cuaca seperti itu memunculkan awan-awan konvektif atau comolunimbus yang menyebabkan adanya angin kencang dan petir.
"Kondisi seperti ini akan terjadi hingga akhir Mei dan masyarakat diharap tetap waspada" katanya.
Musim kemarau di DIY sendiri diperkirakan normal dan berlangsung sampaui Oktober 2016 mendatang.