Selasa 19 Apr 2016 18:42 WIB

PT Dirgantara Buat Helikopter Pemburu Kapal Selam

Rep: C26/ Red: Ilham
Helikopter AS565 MBe Panther
Foto: airbushhelicopters
Helikopter AS565 MBe Panther

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (DI) tengah mengembangkan helikopter untuk misi memburu kapal selam. Heli jenis AS565 MBe Panther ini dirancang dan dirakit untuk kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Laut.

Kepala Program Helikopter PT DI, Hadi Prasongko membenarkan proyek pembuatan helikopter canggih tersebut. Hadi menyebutkan lewat helikopter itu kapal selam yang berada di tengah lautan dapat terlacak.

"Tujuannya adalah untuk bantu detect kapal selam," kata Hadi kepada Republika.co.id, Selasa (19/4).

Menurutnya, helikopter ini akan bekerja dengan teknik sonar yang canggih. Dengan menggunakan bantuan sistem pelacak gelombang suara, kapal selam dapat dengan mudah ditemukan.

Bahkan, kata Hadi, sonar yang dipilih langsung oleh TNI AL sangat luas menjangkau gelombang suara yang ada. "Jadi Dipping Sonar yg dipilih TNI AL adalah sonar yg bekerja dengan low freq sekitar 1.4 kHz yang menghasilkan detection range sangat luas. Paling luas dari dipping sonar yang ada," tuturnya.

Ia menyebutkan, pembuatan helikopter Phanter anti-kapal selam ini sudah mulai diproduksi. Saat ini sudah masuk pengembangan dalam tahap preliminary design. Selanjutnya, PTDI bakal melakukan critical design untuk memperoleh kepastian desainnya. Setelah itu baru membuat barang komponen yang kecil-kecil.

Direktur Produksi PT DI Arie Wibowo menuturkan, helikopter yang tengah dibuat PT DI bersama Airbus Helicopter, RSG dan L-3 belum pernah ada. Pasalnya, permintaan TNI AL adalah helikopter anti-kapal selam dengan kemampuan sonar dan torpedo.

"Helicopter sekelas yang mampu membawa sonar dan torpedo belum ada di pasaran sesuai dengan kebutuhannya TNI AL," kata Arie.

Selain itu, tambahnya, keunggulan lainnya dari segi biaya pembuatan yang bisa ditekan. Tidak seperti helikopter lainnya yang harganya juga mahal.

"Helicopter sedang yang mampu landing di kapal laut yang di punyai TNI AL dan mampu melakukan tugas operasi untuk AKS tentunya dengan budget yang terjangkau," ujarnya.

Dalam proyek ini, PT DI bersama Airbus Helicopter, RSG dan L-3 melakukan kolaborasi dan rekayasa manufakturing untuk menghasilkan helikopter ini. Dalam kerja sama ini pihaknya sebagai Lead Project dan Technical.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement