REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. KAI Commuter Jabodetabek meminta jalur khusus bagi penumpang KRL untuk berpindah moda transportasi. Ini menyusul integrasi antara kereta dan bus tranjakarta.
"Akses penumpang akan lebih mudah dengan membuat shelter permanen di dekat area stasiun," kata Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunisa Eva Chairunisa di Jakarta, Rabu (20/4).
Eva mengatakan sebagai operator KRL Jabodetabek KCJ terbuka dan siap berkolaborasi untuk mewujudkan layanan transportasi terbaik bagi masyarakat Jabodetabek. Terlebih, jumlah penumpang kereta yang selalu meningkat.
Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono mengatakan pihaknya memang berencana membangun shelter khusus. Itu, dia melanjutkan, untuk memudahkan penumpang berpindah moda transportasi. "Nanti prinsipnya penumpang nggak usah pindah lagi, dari kereta bisa langsung naik bus," kata Budi Kaliwono.
Seperti diketahui, sebanyak empat stasiun yakni Tebet, Cawang, Palmerah, dan Pesing telah terintagrasi dengan PT Transjakarta. Sayangnya, memang belum disediakan shelter khusus untuk mengangkut penumpang dari stasiun. Di Stasiun Tebet misalnya, penumpang harus keluar stasiun dan naik ke bus Transjakarta yang terletak di bawah flyover Tebet.
Namun demikian, PT Transjakarta berencana juga akan megintegrasi stasiun lainnya. Namun, Budi belum membidik stasiun lain yang akan dintegrasi.