Rabu 20 Apr 2016 15:36 WIB

Wantim MUI Gelar Rapat Pleno Soal Kerusakan Budaya Bangsa

Rep: c25/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Ketua Wantim MUI) Din Syamsuddin (kanan) dan Wakil Ketua Wantim MUI Didin Hafiduddin
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Ketua Wantim MUI) Din Syamsuddin (kanan) dan Wakil Ketua Wantim MUI Didin Hafiduddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menggelar rapat pleno. Kali ini, Wantim MUI coba mencari langkah menanggulangi kerusakan budaya.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof Dr Din Syamsuddin menegaskan, umat Islam harus memiliki langkah strategis dan sebisa mungkin taktis, terkait penanggulangan kerusakan budaya.

Hal itu dikarenakan langkah-langkah tersebut, nantinya bisa jadi satu-satunya aspek yang dapat menyelamatkan kerusakan budaya bangsa Indonesia.

"Kita harus mencari solusi yang bisa dilakukan, baik bagi ormas-ormas Islam maupun umat secara individu," ungkap Din di Jakarta, Rabu (20/4).

Langkah yang strategis dan taktis, lanjut Din, setidaknya harus bisa disampaikan kepada pemerintah, yang berperan sebagai pemegang amanah pelaksana bangsa. Ia berharap seluruh ormas Islam yang ada dapat memberi andil yang signifikan, demi menyelamatkan kerusakan budaya bangsa Indonesia.

Ia mengingatkan kerusakan budaya bangsa yang terjadi saat ini, sudah mengkhawatirkan karena bersifat akumulatif dan terus terjadi. Untuk itu, Din menekankan pentingnya kerangka strategis kebudayaan terutama dasar Islam, yang sudah hilang dalam pembangunan di Indonesia saat ini.

Dewan Pertimbangan sendiri merumuskan setidaknya empat rumusan strategi, dalam rangka penguatan peran sosial budaya umat Islam. Strategi itu di antaranya penguatan institusi keluarga, pengembangan generasi muda, perlindungan dari sekularisme, pluralisme dan liberalisme serta revitalisasi budaya Islam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement