Rabu 20 Apr 2016 22:12 WIB

Terpidana Teroris Jaringan Santoso Dipindah ke Lapas Makassar

Penangkapan teroris
Foto: AP
Penangkapan teroris

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dua terpidana teroris jaringan Santoso dan Nurdin M top, Asrul Riyadi alias Nasrullah dan Nur Chandra alias Burhan alias Arif Suharto dipindahkan dari Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua Jakarta ke Lembaga Permasyarakatan Kelas I Makassar.

"Dua terpidana teroris ini ditahan khusus di Rutan Brimob Kelapa Dua Jakarta kemudian dipindahkan ke Lapas Makassar dengan pengawalan ketat Densus 88 Antiteror serta Satgas Antitrorisme Kejagung," ujar Kepala Kejaksaan Negeri Makassar Deddy Suwardy Surachman, Rabu (20/4).

Berdasarkan informasi terpidana Asrul Riyadi warga asal Poso, Sulawesi Tengah ini divonis 5,5 tahun penjara oleh majelis hakim karena telah menyembunyikan teroris, Tadrib Asykari. Dia divonis pada tanggal 30 Juni 2015.

Sedangkan, terpidana teroris Nur Chandra alias Jajut alias Faruq alias Burhan alias Arif Suharto, divonis empat tahun penjara. Nur Chandar terlibat peledakan Bom di Pasar Sental Poso 25 Desember 2012.

Nur Chandra sendiri sudah pernah ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua sejak 22 Desember 2014. Sedang Asrul Riyadi ditahan sejak 3 Oktober 2014. Keduanya resmi dipindahkan penahannya di Lapas dan akan menjalani hukuman hingga selesai masa waktu kurungannya.

"Tadi langsung dijebloskan ke Lapas Makassar. Mereka ditahan dalam kasus terorisme yang berbeda. Nur Chandra terlibat peledakan bom di Pasar Sentral di Poso pada 25 Desember 2012. Sedang Asrul pernah menyembunyikan teroris besar yakni Noordin M Top dan Dr Azhari," katanya.

Asrul dan Nur Chandra, ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua sejak 2014. Keduanya diketahui pun sudah divonis bersalah di pengadilan dengan hukuman berbeda.

Pemindahan kedua terpidana terorisme itu ke Lapas Makassar, merupakan keputusan rapat bersama. Terdapat empat instansi yang terlibat dalam keputusan itu yakni Kementerian Hukum dan HAM, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Kejaksaan Agung, dan Kepolisian.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement