Kamis 21 Apr 2016 07:53 WIB

CIA Santuni Korban Tewas Benghazi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
The logo of the US Central Intelligence Agency is shown in the lobby of the CIA headquarters in Langley, Virginia March 3, 2005.
Foto: Reuters
The logo of the US Central Intelligence Agency is shown in the lobby of the CIA headquarters in Langley, Virginia March 3, 2005.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Keluarga Glen Doherty, kontraktor Central Intelligence Agency (CIA) yang tewas dalam serangan Benghazi 2012 akan menerima hampir setengah juta dolar dari agen mata-mata tersebut. Pemberian uang ini ada di bawah program baru untuk memberikan santunan kematian bagi keluarga mereka yang tewas dalam bekerja bersama CIA.

Doherty, yang merupakan mantan Navy SEAL adalah di antara empat warga Amerika yang tewas dalam serangan 11 Sepember 2012 di Benghazi, Libya. Ia memiliki asuransi jiwa tapi teman-teman dan keluarga tidak menyadari itu hanya meng-cover istri dan anak-anaknya.

Keluarga telah menekan pemerintah untuk memperluas santunan kematian Doherty dan telah memperoleh dukungan dari anggota Kongres. Kongres memperkenalkan Undang-undang yang dirancang untuk mematikan mereka menerima keuntungan finansial.

Sebaliknya, CIA mengatakan, hari ini secara sepihak akan memberikan santunan pada karyawan dan kontraktor yang tewas di luar negeri dalam tugas dan akibat terorisme. Santunan meliputi pembayaran asuransi sampai dengan 400 ribu dolar AS, simpanan berbasis tambahan gaji dan bantuan pendidikan.

Menurut K & L Gates, sebuah firma hukum yang mewakili keluarga Doherty, selain keluarga Doherty, puluhan keluarga kini menerima manfaat baru tersebut. Tyrone Woods, sesama kontraktor CIA dan mantan SEAL juga tewas bersama Doherty di Benghazi yang memiliki istri dan anak.

Mereka telah memenuhi syarat untuk santunan kematian, tapi program baru akan memberikan bantuan keuangan tambahan.

Adik Doherty, Kate Quigley mengatakan, keluarganya senang ketika menerima telepon dari CIA pada Senin (18/4). Bukan hanya karena keluarganya mendapat bantuan, tapi juga keluarga lain yang akan dibantu melalui program.

"Kami sudah menunggu hari in sejak lama," katanya dilansir dari ABC News, Rabu (20/4).

Duta Besar AS Christopher Stevans dan spesialis komputer Departemen Luar Negeri Sean Smith juga tewas dalam serangan Benghazi.

Quigley mengatakan, misi berikutnya adalah melihat keempat korban Benghazi dihargai dengan Medali Emas Kongres, Undang-undang yang saat ini sedang dibicarakan melalu DPR dan Senat. "Ini semua untuk Glen. Inilah sebabnya mengapa kami melakukannya dan bertahan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement