Kamis 21 Apr 2016 09:09 WIB

Ini Kisah Kartini Perjuangkan Cita-Cita KH Agus Salim

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Kartini
Foto: gojepara.com
Kartini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Ledia Hanifa mengatakan,  kalau perjuangan Kartini hanya ditujukan untuk perempuan itu salah.

Sebab misi Kartini adalah semua laki-laki dan perempuan, seluruh bangsa Indonesia mendapatkan pendidikan yang laik dan bermartabat.

"Perjuangan Kartini bukan hanya didedikasikan untuk kaum perempuan. Namun juga seluruh bangsa, termasuk laki-laki," katanya di DPR, Rabu, (20/4).

Salah satu contoh kalau Kartini memperjuangkan laki-laki adalah saat ia mendengar berita seorang pemuda Agus Salim yang sangat ingin kuliah kedokteran di Belanda namun sayangnya ia tak memiliki cukup uang untuk belajar di Belanda. Kartini tersentuh hatinya melihat kecerdasan Agus Salim dan cita-cita besarnya untuk menjadi dokter penyembuh rakyat yang sakit.

"Akhirnya Kartini mengirimi surat kepada Menteri Pendidikan kala itu, agar beasiswanya ke Belanda dialihkan saja kepada Agus Salim. Sebab Kartini merasa, cita-cita Agus Salim harus diperjuangkan walau harus mengorbankan beasiswanya sendiri atau kepentingan pribadinya sendiri," kata Ledia.

Padahal kala itu, KH Agus Salim yang merupakan tokoh pahlawan, tidak mengenal Ibu Kartini. Namun Kartini tak peduli, ia hanya tak sanggup melihat pemuda berpotensi tinggi namun kesusahan karena uang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement